BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Masalah
penelitian pendidikan merupakan fokus dari suatu investigasi yang ingin
dipecahkan oleh peneliti. Masalah dapat saja berupa sesuatu yang tidak
memuaskan seseorang adanya ketidakteraturan di sekolah, atau adanya hal-hal
yang memerlukan perbaikan, metode pembelajaran, input siswa, dan sebagainya.
Penentuan
masalah penelitian adalah sesuatu yang sangat penting bagi seorang peneliti.
Setelah masalah diidentifikasi si peneliti harus secara tepat menentukan
permasalahannya. Karena kesalahan di dalam menentukan masalah, maka tujuan
penelitian tidak akan tercapai atau kalaupun tercapai akan memakan waktu yang
cukup lama. Setelah masalah diidentifikasi ada kemungkinan si peneliti akan
menemukan permasalahan lebih dari satu.
Pentingnya
menentukan masalah dengan tepat, dapat dicontohkan secara praktis pada
kehidupan sehari-hari sebagai berikut : Seorang mahasiswa yang akan mengikuti
perkuliahan, bukunya tertinggal di lemari yang terkunci. Ketika sampai di rumah
untuk mengambil buku tersebut ternyata kunci lemarinya hilang. Dia harus cepat
menentukan permasalahannya “Apakah mengambil buku yang ada dalam lemari atau
mencari kunci yang hilang”? Apabila permasalahannya mengambil buku maka dia
akan berusaha semaksimal mungkin mengambil buku tersebut, apabila perlu dengan
membuka paksa lemari tersebut. Akan tetapi apabila permasalahannya mencari
kunci, dia tidak akan dapat memecahkan permasalahan (mengambil buku) tersebut
sebelum kunci lemarinya ditemukan.
Hal
tersebut tidak begitu berbeda apabila kita melaksanakan penelitian yang
sesungguhnya, sebagai contoh: Misalkan seseorang mau melakukan penelitian
pendidikan yang terkait dengan kurang baiknya prestasi belajar para siswa di suatu
sekolah. Dengan didahului identifikasi masalah, dia harus secara tepat
menentukan permasalahan yang akan ditelitinya “Apakah masalah input, metode
mengajar, masalah administrasi, atau masalah lainnya?”. Apabila dia salah dalam
menentukan permasalahannya, maka permasalahan yang terkait dengan kurang
baiknya prestasi belajar para siswa di sekolah tersebut tidak akan terpecahkan.
Agar
permasalahan mudah dan bermanfaat untuk diteliti, sebaiknya permasalahan
tersebut:
ü
Dipilih dari hal-hal yang menjadi perhatian dan
memerlukan pemecahan.
ü
Memudahkan dalam pengumpulan dan penjajagan data
yang terkait dengan permasalahan.
ü
Memudahkan dalam mengobservasi fakta-fakta yang
relevan yang memungkinkan akan menjadi kunci untuk memecahkan kesulitan atau
permasalahan yang ditemukan.
ü
Memiliki literatur yang akan menjadi landasan
teoritis untuk pembentukan asumsi sebagai landasan untuk pembentukan hipotesis.
1.2. Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan judul penelitian ?
2. Apa
yang dimaksud dengan rumusan masalah ?
3. Apa
yang dimaksud dengan landasan teori ?
4. Apa
yang dimaksud dengan kerangka berfikir ?
5. Apa
yang dimaksud dengan hipotesis ?
6. Apa
yang dimaksud dengan metode penelitian ?
7. Apa
yang dimaksud dengan rancangan penelitian ?
8. Apa
yang dimaksud dengan teknik pengambilan sampel ?
9. Apa
yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data ?
1.3. Tujuan Makalah
Adapun
penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1.
Untuk mengetahui pengertian judul
penelitian
2.
Untuk mengetahui pengertian rumusan
masalah
3.
Untuk mengetahui pengertian landasan
teori
4.
Untuk mengetahui pengertiankerangka
berfikir
5.
Untuk mengetahui pengertian hipotesis
6.
Untuk mengetahui pengertian metode
penelitian
7.
Untuk mengetahui pengertian rancangan
penelitian
8.
Untuk mengetahui pengertian teknik
pengambilan sampel
9.
Untuk mengetahui pengertian teknik
pengumpulan data
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Judul penelitian
2.1.1. Definisi
judul penelitian
Judul
penelitian merupakan identitas atau cermin jiwa dari sebuah penelitian. Judul
penelitian berupa kalimat pernyataan yang terdiri dari kata-kata yang konkrit,
jelas, singkat, deskriptif (berkaitan atau berurut) . Judul penelitian pada hakekatnya
merupakan gambaran kerangka suatu penelitian. Fungsi utama dari judul
penelitian bagi penulis atau peneliti adalah sebagai kompas dalam melakukan
penelitian. Sedangkan bagi pembaca, fungsi utama judul penelitian adalah
menunjukan hakekat daripada objek penelitian, wilayahnya serta metode yang
dipergunakan dalam melakukan penelitian atau menyusun tulisan.
Walaupun judul selalu tercantum
dibagian paling depan dari setiap penelitian, tetapi tidak berarti penelitian
berangkat dari judul. bahkan untuk jenis penelitian kualitatif, judul
penelitian dapat dibuat setelah penelitian selesai. Kekeliruan sebagian
mahasiswa selalu menentukan judul berasal dari judul yang sudah ada, padahal
judul bisa diambil dari permasalahan yang ada dalam mata kuliah, fenomena
sehari-hari ditempat kerja, dari hasil sharing seminar, pola pikir membuat
judul dapat dilihat :
Masalah Identifikasi masalah Batasan masalah Judul
Dari
pola diatas maka judul penelitian itu sudah spesifik karena berangkat dari
batasan masalah. jadi variabel penelitian yang telah dibatasi itulah yang
diangkat menjadi judul penelitian. Masalah dapat dilihat dari asumsi dasar
(dasar berpijak masalah yang bisa dijadikan sebuah acuan judul) .
2.1.2. Kriteria
dalam memilih judul penelitian
Judul merupakan hal pertama yang terlihat dan seringkali
dipertanyakan. Untuk itu, judul haruslah menarik bagi pembaca untuk menyimak
lebih lanjut lagi . Menurut Drs. Mardalis, dalam bukunya yang berjudul “Metode
Penelitian Suatu Pendekatan Proposal” ,dalam memilih dan menetapkan judul
harus memperhatikan hal-hal berikut:
ü Judul sebaiknya yang menarik minat
peneliti. Menarik dan dapat membangkitkan minat si peneliti merupakan sesuatu
yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah
penelitian.
ü Judul yang dipilih mampu untuk
dilaksanakan peneliti. Mampu di sini dimaksudkan dapat melakukan
penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian tersebut
dengan didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaian
penelitian dengan judul yang dipilih.
ü Judul hendaknya mengandung kegunaan
praktis dan penting untuk diteliti. Peneliti sudah bekerja bersusah payah,
hendaknya hasilnya berguna untuk diri sendiri, masyarakat dan ilmu pengetahuan.
Sehingga,dengan judul yang dipilih ada manfaatnya
ü Judul yang dipilih hendaknya cukup
data yang tersedia. Data di sini dimaksudkan pula data sekunder dari
kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak
digunakan pula untuk menyusun hipotesa penelitian
ü Hindari terjadinya duplikasi judul
dengan judul lain. Jika terdapat dua judul yang sama, orang sering mengatakan
salah satunya tiruan atau plagiat
2.1.3. Syarat – syarat judul penelitian
yang baik
Menurut A. Azis Alimul H. (2003), secara umum judul
penelitian yang baik adalah mempunyai syarat sebagai berikut :
·
Mengandung kegunaan praktis dan penting untuk
diteliti . Judul seharusnya dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ilmu dan
hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat .
·
Berupa kalimat pernyataan . Judul sebaiknya
menggunakan kalimat pernyataan, sebab akan lebih mudah untuk dipahami oleh
pembaca
·
Jelas, singkat, dan tepat . Judul hendaknya
mengandung kejelasan isi, singkat dan tepat terhadap masalah yang akan diteliti.
Sifat jelas, singkat dan tepat akan lebih memudahkan seseorang memahami isi
secara keseluruhan apa yang akan diteliti.
·
Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu
luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih
spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
·
Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah
ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama
ini tidak memperoleh perhatian.
·
Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi
mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan dependent
variable-nya.
2.2. Rumusan masalah
2.2.1. Definisi
Rumusan masalah
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang masalah, diantaranya:
- Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi
apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama
untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
- Menurut Sutrisno
Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa
dan kenapa”.
Setelah
masalah ditentukan kemudian perlu dirumuskan. Namun pertanyaan- pertanyaan
tersebut hendaknya termasuk ke dalam pertanyaan yang baik. Beberapa kesalahan
umum dalam rumusan masalah adalah:
Ø
Pengumpulan data tanpa tujuan atau rencana yang didefinisikan
secara baik.
Ø
Mengambil kelompok data yang ada dan berusaha
untuk menyesuaikan pertanyaan penelitian untuk hal tersebut.
Ø
Definisi-definisi tujuan terlalu umum atau
istilah-istilah memiliki arti ganda yang menyebabkan interpretasi-interpretasi
dan kesimpulan-kesimpulan menjadi bercabang dan tidak sahih.
Ø
Mengerjakan penelitian tanpa penelaahan
literatur yang sesuai dengan permasalahan.
Ø
Gagal dalam mencari kerangka konsep-konsep dan
teori yang menjadi dasar penelitian
Ø
Tidak membuat asumsi yang jelas sebagai dasar
penelitian yang dapat dievalusi.
Ø
Tidak mengemukakan keterbatasan-keterbatasan
yang terdapat dalam pendekatan, secara implisit atau eksplisit,
keterbatasan-keterbatasan pada kesimpulan dan bagaimana mengaplikasikannya pada
situasi yang lain.
Contoh rumusan masalah yang baik adalah :
Penelitian : Eksperimen
Judul :
Perbandingan Hasil Belajar Fisika
Antara Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD dan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada
Materi Pokok Fluida Kelas XI SMA.
Rumusan masalah :
a). Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok
fluida kelas XI SMA?
b). Manakah hasil belajar fisika yang lebih tinggi antara pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok
fluida kelas XI SMA?
|
2.2.2. Kriteria
rumusan masalah yang baik
Memang
tidak ada ketentuan atau aturan bagaimana cara merumuskan masalah, akan tetapi
disarankan sebaiknya rumusan masalah tersebut:
ÿ
Dibuat dalam bentuk pertanyaan dan pertanyaan
tersebut sudah merupakan setengah jawaban dari permasalahan yang akan diteliti.
ÿ
Padat dan jelas
ÿ
Memberikan petunjuk untuk kemungkinan
mengumpulkan data
ÿ
Minimal memiliki dua jenis variable, yaitu: variabel bebas, adalah variabel yang
mempengaruhi dan variabel terikat (variabel
yang dipengaruhi)
ÿ
Rumusan masalah harus mengandung unsure data
yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
ÿ
Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam
membuat kesimpulan sementara (hipotesis)
ÿ
Masalah harus menjadi dasar bagi judul
penelitian.
2.3. Landasan teori
2.3.1. Definisi Landasan teori
Pada
penelitian kuantitatif, peran teori sangat penting sebagai dasar atau landasan
dalam suatu riset/penelitian. Karena tanpa landasan teori maka penelitian akan
berujung pada kesalahan atau sering dikenal dengan istilah trial and error.
Dengan adanya landasan teori ini, maka memberikan ciri bahwa penelitian itu
merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data.
Setiap
teori bisa dikatakan sebagai dugaan sementara, karena hal tersebut mesti
memerlukan pembuktian. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sitirahayu Haditono
(1999), bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting mana kala ia lebih
banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala-gejala yang ada.
Yang
dibahas pada bagian ini adalah teori-teori tentang ilmu-ilmu yang diteliti.
Penyajian teori dalam landasan teori dianggap tidak terlalu sulit karena
bersumber dari bacaan-bacaan. Akibatnya terjadilah penyajian materi yang tidak
proporsional, yaitu mengambil banyak teori walaupun tidak mendasari bidang yang
diteliti.Jadi seharusnya teori yang dikemukakan harus benar-benar menjadi dasar
bidang yang diteiti. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuan-temuan
penelitian sebelumnya yang terkait langsung dengan penelitian. Teori yang
ditulis orang lain atau temuan penelitian orang lain yang dikutip harus disebut
sumbernya untuk menghindari tuduhan sebagai pencuru karya orang lain tanpa
menyebut sumbernya. Etika ilmiah tidak membenarkan seseorang melakukan
pencurian karya orang lain.
2.3.2. Langkah menyusun landasan
teori
Dalam menyusun
landasan teori diperlukan beberapa langkah yaitu :
à
Menentukan teori yang sesuai dengan permasalahan
à
Mencari referensi buku, artikel makalah yang
membahas teori atau topik yang bersangkutan.
à
Mengurutkan referensi berdasarkan tahun
terbitnya untuk mengetahui alur perkembangan teori tersebut.
à
Mengkaji masing-masing referensi untuk untuk
menemukan kelemahan dan keunggulannya.
à
Membahas,mempertimbangkan dan membandingkan
antara referensi satu dengan referensi lain untuk mencari benang merah yang
saling memperkokoh.
à
Merumuskan kembali berdasarkan kajian
masing-masing hasil teori dan dijadikan sebagai landasan teoritis dalam
melakukan penelitian.
Contoh
masalah: Landasan teori dan pendekatan sistem(sebuah landasan dalam
teknologi pendidikan.)
Contoh
landasan teori:
Pengertian
pendidikan sebagai sebuah sistem adalah pendidikan sebagai suatu
keseluruhan, baik teori mengenai sistem hingga sistem pendidikan nasional
dan sekolah (Suparlan: 2008).
|
Cara mengutip
karya atau sumber tertulis itu sebagai berikut :
¯ Kutipan
Langsung
Kutipan
langsung terdiri dari 2 macam yaitu :
§
Contoh :
Tolla (1996:89) menegaskan “Metode
CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya
berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.”
Cara yang lain adalah “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.” (Tolla, 1996:89). |
§
§
Contoh :
“Perihal perbedaan metode
CBSA dalam pengajaran bahasa harus diwarnai oleh aktivitas berbahasa secara
dinamis dan kreatif. Keaktifan secara intelektual tanpa disertai dengan
keaktifan verbal tidak dapat dikatakan CBSA dalam pengajaran bahasa karena
hakikat bahasa adalah tuturan lisan yang kemudian dikembangkan menjadi
aturan lisan dan tulisan. Oleh karena itu, CBSA dalam pengajaran bahasa
harus dimuati dengan kreativitas berbahasa sehingga nama yang paling tepat
adalah CBSA Komunikatif.”
|
¯
Kutipan Tidak Langsung
Contoh :
Tolla (1996) mengemukakan
bahwa metode CBSA dalam pengajaran perlu dibedakan dengan metode CBSA
dalam bidang studi yang lain kerena pengajaran bahasa mempunyai
karakteristik khusus yang berbeda dengan bidang studi yang lain.
ATAU
Penerapan metode CBSA dalam
pengajaran bahasa harus dibedakan dengan penerapannya dalam budang studi
yang lain dengan alasan bahwa karakteristik pengajaran bahasa adalah
penggunaan bahasa secara dinamis dan kreatif (Tolla, 1996).
|
2.4. Kerangka berfikir
2.4.1. Definisi
Kerangka berfikir
Kerangka berpikir adalah pemahaman yang paling
mendasar yang mendukung pemahaman selanjutnya. Suatu tolok ukur yang paling
mudah adalah apakah kita telah memiliki pemahaman yang paling mendasar tersebut
atau apakah kita mengetahui pemahaman apa yang mendasari pemahaman-pemahaman
selanjutnya. Kerangka berpikir ini berguna untuk menghindari
kesalahan-kesalahan dalam berargumen. Beberapa kesalahan itu adalah tidak
konsisten, parsial, kadaluarsa, generalisasi, dan standar ganda. Perlu dijelaskan bahwa tidak semua
penelitian memiliki kerangka berpikir. Kerangka berpikir pada umumnya hanya
diperuntukkan pada jenis penelitian kuantitatif. Untuk penelitian kualitatif
kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati
secara langsung oleh penulis. Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam yang
dapat digunakan untuk menurunkan hipotesis.
Kerangka berpikir merupakan hal penting dalam
penelitian khususnya penelitian kuantitatif. Kerangka berpikir lahir dari
teori. Perpaduan teori dan kerangka berpikir menghasilkan hipotesis. Kerangka
pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat
mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka
memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan
antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.
Kerangka berpikir merupakan inti sari dari teori
yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang
telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan
masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan
teoritis. Suriasumantri (2001) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus
menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang
membuahkan hipotesis. Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara terhadap
gejala yang menjadi objek permasalahan. Kerangka berpikir yang berupa
penjelasan sementara ini merupakan argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang
merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara
teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis
perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Oleh karena
itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berpikir.
2.4.2. Langkah
– langkah penyusunan kerangka berfikir
Sugiyono (2009) menjelaskan proses penyusunan
kerangka berpikir sebagai berikut:
¥ Menetapkan
variabel yang diteliti
¥ Membaca
buku dan hasil penelitian
¥ Mendeskripsikan
teori dan hasil penelitian
¥ Analisis
kritis terhadap teori dan hasil penelitian
¥ Analisis
komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
¥ Sintesa
kesimpulan
¥ Kerangka
berpikir
Sedangkan menurut Rohmahciri kerangka
berpikir ini adalah sebagai berikut: dirumuskan dalam bentuk kalimat
pernyataan, sekurang-kurangnya terdiri dari 3 paragraf, biasanya dimulai dengan
kata diduga, tidak memuat teori lagi, mengarah pada rumusan masalah, dan
sebaiknya sama banyak dengan rumusan hipotesis penelitian.
2.5. Hipotesis
2.5.1. Definisi
hipotesis
Berdasarkan
arti katanya, hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, yaitu “hypo” yang
artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis
yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi
hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Apabila peneliti telah mendalami
permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka
lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di
bawah kebenaran). Inilah hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja
berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna
untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan
menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya,
tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian
berhipotesis penting dilakukan bagi:
·
Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
(magnitude).
·
Penelitian tentang perbedaan (differencies).
·
Penelitian hubungan (relationship).
2.5.2. Syarat-syarat Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting
kedudukannya dalam penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut
kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas.
Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya
persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:
v Hipotesis
harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
v Hipotesis
harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
v Hipotesis
harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
2.5.3. Jenis-jenis Hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam
penelitian:
¥ Hipotesis
kerja atau alternatif, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara
variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
§ Jika...
maka...
§ Ada
perbedaan antara... dan... dalam...
§ Ada
pengaruh... terhadap...
¥ Hipotesis
nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara
dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan
kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau
nihil. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik.
Rumusan hipotesis nol:
§ Tidak
ada perbedaan antara... dengan... dalam...
§ Tidak
ada pengaruh... terhadap...
2.5.4. Kegunaan hipotesis
Kegunaan
hipotesis antara lain :
- Hipotesis memberikan penjelasan
sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam
suatu bidang.
- Hipotesis memberikan suatu
pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
- Hipotesis memberikan arah kepada
penelitian
- Hipotesis memberikan kerangka untuk
melaporkan kesimpulan penyelidikan
2.6. Metode penelitian
2.6.1.
Definisi metode penelitian
Metode
penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang
didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,
pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan
penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur
atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan
kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut
dihimpun dan diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan
metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban
yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
2.6.2. Metode penelitian
kuantitatif
2.6.2.1.
Penelitian kuantitatif
Penelitian
kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi
objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka,
pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.
a.
Metode penelitian survei
Penelitian Survey adalah jenis penelitian yang
mengumpulkan informasi tentang karakteristik, tindakan, pendapat dari
sekelompok responden yang representative yang dianggap sebagai populasi. Dalam
penelitian survey ini kita mengukur atau meneliti tentang :
® Behavior (how do people act
)
® Attitudes (what do people believe and how do they feel about
things)
® Expectations (what’s going to happen)
Tujuan dari penelitian
survey
§ Menghasilkan
deskripsi beberapa aspek dari populasi yang dipelajari dan memerlukan informasi
dari subjek yang dipelajari.
§ Mengumpulkan
informasi tentang variabel dari sekelompok objek atau populasi.
§ Exploration,
description, explanation.
Alat – alat yang
digunakan dalam penelitian survey
¯ Questioner
®
questioner merupakan pertanyaan tertulis. Dalam menggunakan quesioner, maka
peneliti akan banyak mendapatkan data secara factual.
Contoh
:
¯ Skala
(Likert-type scale) ® Dalam menggunakan skala, maka
jawaban-jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan
self-concept masing-masing individu, adanya peran interpretasi dalam menjawab
pertanyaan. Serupa dengan Rating slace
dimana jawaban kita menunjukkan tingkan akan kesetujuan atau ketidaksetujuan.
¯ Tes
®
Dalam menggunakan tes, maka pertanyaan yang diajukan sudah memiliki
standarisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang digunakan sebagai
alat tes.
Langkah
– langkah dalam penelitian survey
Dalam melakukan
penelitian survey , ada beberapa langkah – langkah yaitu :
Menentukan
permasalahan
Menentukan
tujuan masalah
Menentukan
tipe survey :
® Deskriptif,
menggunakan pertanyaan
ý bertujuan
membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu
® Analisis,
mengunakan Hipotesis.
ý Hipotesis
adalah merupakan suatu argument atau asumsi yang akan diuji kebenarannya dimana
tidak setiap penelitian harus menuliskan hipotesisnya dalam suatu penelitian,
apalagi jika peneliti menggunakan tipe deskriptif
Contoh
: Pemberian tambahan susu sebanyak 3 gelas per hari pada bayi umur 3 bulan
meningkatkan berat badan secara signifikan.
Sample
design.
ý Merupakan
suatu usaha untuk menentukan sample yang akan digunakan untuk pengumpulan
data.Sample adalah pemilihan individu dari dalam suatu populasi.
ý Sampel yang diambil haruslah representative . Jika sampel yang
diambil tidak represintatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah, jika ia memegang telingnya maka ia akan bilang gajah
seperti kipas. Maka dari itu sampel yang diambil harus benar-benar mewakili
populasi karena kesimpulan dari sampel yang dipelajari akan diberlakukan pada
populasi.
Menentukan
besarnya sampel
Jumlah anggota sampel sering disebut
sebagai ukuran sampel. Berapa jumah sampel yang paling tepat digunakan? Itu
semua terserah anda sebagai peneliti. Biasanya hal tersebut bergantung pada
tingkat ketelitian atau tingkat kesalahan yang dikehendaki. Dibanyak referensi,
banyak digunakan tabel dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%,
dan 10%.
Menentukan
bentuk “data collection” sesuai definisi konseptual alat penelitian
ý Data
nominal : Ukuran yang
paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti
sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. merupakan
data kontinum dan tidak memiliki urutan.
ý Data
Ordinal : Data yang memiliki
nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan
mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling
rendah sampai yang paling tinggi atau sebaliknya. Walaupun memberikan tingkatan
tetapi tidak memberikan nilai absolut atau mutlak. Contohnya pada skala likert.
ý Data Interval : Jarak yang
sama pada pengukuran. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau
sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah
absolut dari objek yang diukur.
ý Data rasio : Ukuran yang meliputi semua ukuran di atas ditambah
dengan satu sifat yang lain, yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang
nilai absolut dari objek yang diukur. Ukuran ratio memiliki titik nol,
karenanya, interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu
kelompok dibandingkan dengan titik nol di atas.
Analisis
data
Analisis data
dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan
mengategorikannya. Adanya kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan,
memanipulasi serta menyingkatkan data
adalah supaya data mudah untuk dibaca.
Analisis yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Analisis data kuantitatif menggunakan metode statistik yang tersedia
tersedia.
Pembahasan
hasil
b. Metode penelitian eksperimen
Penelitian
eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah
yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada
suatu keadaan yang di control secara ketat maka kita memerlukan perlakuan pada
kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian
eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim
(2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
! Variabel-variabel penelitian dan
kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik
dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak)
! Adanya kelompok kontrol sebagai data
dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen
! Penelitian ini memusatkan diri pada
pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan
dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang
mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian.
Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk
kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek,
serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
! Validitas internal (internal
validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk
mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini
memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
! Validitas eksternalnya (external
validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan
berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
! Semua variabel penting diusahakan
konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau
dibiarkan bervariasi.
Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
Dalam melakukan penelitian eksperimen , ada beberapa lngkah
– langkah yang harus kita lakukan :
Meneliti literatur yang berhubungan
dengan masalah penelitian
Mengidentifikasi dan membatasi
masalah
Merumuskan hipotesis
Menyusun rencana secara lengkap dan
operasional , meliputi:
–
Menentukan
variabel bebas & terikat
–
Memilih
desain yang digunakan
–
Menentukan
sampel
–
Menyusun
alat
–
Membuat
outline prosedur pengumpulan data
–
Melaksanakan
eksperimen
–
Menyusun
data untuk memudahkan pengolahan
–
Menentukan
taraf signifikansi yang akan digunakan dalam menguji hipotesis
–
Mengolah
data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang
terkumpul)
–
Melakukan
penafsiran
–
Membuat
kesimpulan
–
Melaksanakan
eksperimen
–
Menyusun
data untuk memudahkan pengolahan
–
Menentukan
taraf signifikansi yang akan digunakan dalam menguji hipotesis
–
Mengolah
data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang
terkumpul)
–
Melakukan
penafsiran
–
Membuat
kesimpulan
2.7. Rancangan penelitian
2.7.1. Definisi rancangan penelitian
Design research atau rancangan penelitian
merupakan gambaran umum penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti untuk
mencapai tujuan tertentu. Rancangan penelitian disajikan dalam satu kesatuan
naskah yang ringkas dan utuh. Rancangan penelitian menunjukkan adanya format
penulisan yang disusun secara sistematis dan operasional meliputi
langkah-langkah dan tahapan yang harus dijalani oleh peneliti.
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan
dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami
berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun
menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh
ketepatan rancangan penelitian.Rancangan penelitian dapat diperoleh dengan
menjawab beberapa pertanyaan : apa, mengapa, bagaimana, dan dengan cara apa
penelitian tersebut diselesaikan, dan melibatkan hal-hal antara lain :
§ Tempat dan waktu yang tersedia
§ Variabel yang akan diukur, dengan
apa dan dgn cara bagaimana dilakukan pengukuran.
§ Teknik pengambilan sampel
§ Teknik pengumpulan data
§ Teknik analisa data atau metoda
statistik yang digunakan
Manfaat
rancangan penelitian
ß
Memberikan pedoman penelitian kepada peneliti.
ß
Menentukan batas penelitian yang berhubungan
dengan tujuan penelitian.
ß
Memberikan gambaran yang jelas tentang hal-hal
yang kemungkinan dihadapi dan seharusnya dilakukan.
Rancangan penelitian dikenal dengan nama proposal penelitian. Rancangan
penelitian dibedakan dalam dua bentuk, yaitu rancangan penelitian kuantitatif
dan rancangan penelitian
kualitatif.
2.7.2.
Rancangan penelitian kuantitatif dan
kualitatif
a. Rancangan penelitian kuantitatif
Pada dasarnya perbedaan antara
desain penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah pada keleluasaan
peneliti dalam menjalankan rancangan penelitiannya, jika pada penelitian
kualitatif peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan langkah dalam proses
penelitiannya(tak terikat oleh rencana awal) maka pada penelitian kuantitatif
yang terjadi adalahsebaliknya, peneliti harus mengikuti seluruh rancangan yang
sejak awal telah dibuat.
Penelitian kuantitatif juga pada
umumnya ingin mencari tahu hubungan 2 variabel atau lebih yang telah dijelaskan
terlebih dahulu hakikatnya menurut teori yang dijadikan landasan, sedangkan
penelitian kualitatif lebih kepada mencari penjelasan atas suatu hal
yang belum dijelaskan secara eksplisit dalam teori manapun, sehingga
peneliti tak menjadikan teori manapun
sebagai landasan baku penelitiannya.Selain pada hal-hal tersebut pada dasarnya
Desain penelitian kualitatif dan kuantitaif cenderung sama dalam hal
strukturnya, namun secara teknis pelaksanaan terdapat beberapa perbedaan
terutama dalam hal metode penelitiannya.
Hal
– hal yang biasa dilakukan oleh peneliti untuk menyusun rancangan penelitian
kuantitatif
Prosedur baku penelitian kuantitatif
ü Langkah pertama : Muncul dan
tumbuhnya minat peneliti terhadap masalah. Dalam langkah ini peneliti tertarik
dan termotivasi untuk mempelajari dan meneliti masalah tertentu. Pada awalnya
masalah itu mungkin masih bersifat umum serta masih campur-aduk. Pada langkah
ini peneliti biasanya melakukan dua hal yaitu menetapkan audiens dan menelusuri
kepustakaan yang relevan.
ü Langkah kedua : perumusan masalah.
Masalah yang masih berupa masalah utama kemudian diuraikan dan dirinci kedalam
sejumlah submasalah. Masalah dan sub masalah itu acapkali menghasilkan
hipotesis utama yang lebih lanjut dijabarkan ke dalam sub-sub hipotesis.
ü Langkah ketiga : memilih metode
penelitian. Peneliti harus dapat memilih dan menentukan metode mana yang tepat
sehingga sesuai dengan masalah yang akan dipecahkannya. Metode yang digunakan
ini harus sah (valid).
ü Langkah keempat : menentukan
populasi dan menetapkan sampel. Sebelum melakukan penelitian dilapangan
peneliti harus menentukan populasi dan sampel representatif mana yang terpilih
dan dipergunakan dalam penelitiannya.
ü Langkah kelima : mengembangkan
instrumen penelitian. Setelah mengetahui tujuan, masalah, populasi, dan sampel
penelitian yang tepat, peneliti siap untuk mengembangkan instrumen penelitian
yang memilki validitas konstruk.
ü Langkah keenam : memasuki lapangan
penelitian. Apabila ujicoba, evaluasi, dan penyempurnaan instrumen telah
memuaskan maka peneliti kemudian terjun ke lapangan penelitian dan mulai
menghimpun data yang diperlukan.
ü Langkah terakhir : menyusun laporan.
Penyusunan laporan biasanya mengikuti format baku yang sangat lazim untuk
penelitian kuantitatif. Dalam tahapan ini peneliti perlu meninjau ulang seluruh
proses dan temuan penelitian.
Teknik untuk Mengurangi Kesalahan
Mendesain penelitian kuantitatif penting untuk
mempertimbangkan siapakah yang akan dinilai (subjek), dengan apa mereka akan
dinilai (instrumen), bagaimana cara mereka akan dinilai (prosedur untuk
penghimpunan data). Beberapa teknik untuk mengurangi kesalahan (error) dalam
penelitian kuantitatif yaitu :
ü Randomisasi subjek diperlukan baik
dalam pemilihan subyek dari suatu populasi yang lebih besar, atau dalam
menentukan subyek-subyek untuk kelompok-kelompok investigasi pengaruh sebuah
variable atas lainnya.
ü Mempertahankan kondisi-kondisi
konstan, membangun kondisi-kondisi kedalam desain sebagai variabel-variabel
indepenen, dan membuat penyesuaian statistik. Perlu mendapat tekanan kuat,
bahwa dalam kajian kuantitatif, kontrol terhadap variabel asing (extraneous
variables) merupakan sesuatu yang esensial. Peneliti harus terus menerus
memeriksa faktor-faktor (variabel-variabel asing) yang dapat mempengaruhi hasil
atau kondisi kajian. Oleh sebab itu, segala variabel asing harus diasingkan.
b. Rancangan penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang tidak
menggunakan perhitungan statistik, matematika maupun komputer di dalamnya.
Sehingga proses penelitiannya dimulai dari menyusun sebuah asumsi dasar serta
aturan berpikir yang hendak digunakan untuk penelitian. Adapun beberapa tahapan
untuk membuat sebuah rancangan penelitian kualitatif yang akan dijadikan
pedoman, meskipun belum ditetapkan patokan yang standar namun penelitian
kualitatif cenderung sulit dibuat sebab terikat dengan karakteristiknya yang
fleksibel dan jalannya sangat mudah berubah-ubah menyesuaikan kondisi.
Tahapan – tahapan untuk membuat rancangan penelitian
kualitatif
ý Mengangkat
permasalahan
Masalah dalam penelitian kualitatif adalah isu atau
permasalahan yang nantinya akan menentukan keharusan mengapa harus dilakukannya
penelitian tersebut. Permasalahan ini dapat muncul dari beberapa sumber. Baik
itu dari pengalaman pribadi maupun yang lainnya. Intinya sumber tersebut memang
sangatlah beragam. Dalam mengangkat suatu permasalahan, maka masalah tersebut
harus mempunyai keunikan serta daya tarik tersendiri.
ý Menentukan
topik penelitian
Pada penelitian
kualitatif untuk menentukan topik penelitian memang tidak bisa lepas dari
kajian empiris dari permasalahan yang terus berlangsung serta dapat diamati
sedangkan ketetapan suatu topik penelitian bisa dielaborasi berupa judul
penelitian seperti :
· Topik kebijakan dan perencanaan
pendidikan
· Topik ekonomi / pembiayaan
pendidikan
· Topik manajemen
· Topik kepemimpinan
ý Menentukan
fokus inQuiri
Pada penelitian kualitatif, fokus
masalah juga disebut dengan pembatasan masalah. Misalnya topik yang dipilih
yaitu kepemimpinan. Tentu yang harus di kaji adalah paradigma kepemimpinan yang
tengah berkembang serta isu-isu mengenai kepemimpinan yang sedang hangat
dibicarakan. Kemudian dalam penelitian kualitatif, untuk menentukan fokus juga
harus didasarkan pada informasi terbaru yang didapatkan dalam situasi sosial.
ý Membentuk
rumusan masalah
Fokus
permasalahan di dalam penelitian kualitatif merupakan rumusan masalah yang
sifatnya tidak tetap atau sementara serta bisa berubah setelah peneliti berada
di lapangan. Sedangkan pertanyaan mengenai penelitian kualitatif dirumuskan
dengan tujuan memahami fenomena yang kompleks yang erat kaitannya dengan
berbagai aspek.
ý Prinsip
perumusan masalah
Pada
dasarnya prinsip perumusan masalah penelitian kualitatif di dapatkan dari hasil
kajian rumusan masalah. Hal ini perlu untuk di kemukakan bahwa prinsip tersebut
dilakukan untuk pedoman dalam merumuskan masalah.Dalam penelitian memang tidak
lepas dari yang namanya rancangan, akan tetapi pada rancangan penelitian
kualitatif sifatnya sementara. Sebab pada saat penelitian berlangsung, seorang
peneliti akan terus menyesuaikan rancangannya dengan melihat kenyataan yang
sedang berlangsung.
2.8.
Teknik
pengambilan sampel
2.8.1. Populasi
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009)
Nana Syaodih
Sukmadinata (2008) menyebutkan bahwa orang-orang, lembaga, organisasi,
benda-benda yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota populasi. Anggota
populasi yang terdiri atas orang-orang biasa disebut subyek penelitian, tetapi
kalau bukan orang disebut obyek penelitian. Penelitian tentang suatu obyek
mungkin diteliti langsung terhadap obyeknya, tetapi mungkin juga hanya
dinyatakan kepada orang yang mengetahui atau bertanggung jawab terhadap obyek
tersebut. Orang yang diminta menjelaskan obyek yang diteliti disebut responden.
Sedangkan
menurut Santoso dan Tjiptono (2002) Populasi merupakan sekumpulan orang atau
objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk
masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus
didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.
Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
itu.
2.8.2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang digunakan
untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel yang baik adalah sampel yang
akurasi dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.Sifat pengambilan sampel :
à Efisiensi
dari segi biaya, waktu dan tenaga
à Ketepatan
dalam pengambilan sampel sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
à Untuk
penelitian /percobaan bersifat merusak, maka pengambilan sampel harus dilakukan
pengujian dengan alat.
2.8.3. Teknik
sampling sensus
Sampling sensus adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Pada teknik ini semua anggota populasi dijadikan sampel.
2.8.4. Teknik sampling secara probabilitas
Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan
teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada
seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel
yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representative
Cara
– cara yang dilakukan dalam teknik sampling probabilitas
a. Teknik sampling secara rambang
sederhana atau random
sampling. Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel
rambang sederhana adalah dengan undian.
b. Teknik sampling secara sistematis (systematic
sampling). Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil
setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
c. Teknik sampling secara rambang
proporsional (proporsional
random sampling). Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi
maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara
peng-ambilannya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.
d. Teknik sampling secara rambang
bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan
sampel sama seperti pada teknik sampling secara proportional.
e. Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)
Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin
dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas.
Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok
klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini
disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.
2.8.5. Teknik sampling secara
nonprobabilitas
Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan
sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut
pertimbangan pakar.
Cara
– cara penarikan sampel secara nonprobabilitas
a. Purposive sampling
atau judgmental sampling
Penarikan
sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih
subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.
b. Double sampling (penarikan sample secara bola
salju).
Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample
pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample
pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan
seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola
salju.
c. Quota sampling (penarikan
sample secara jatah).
Teknik
sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah
ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah
ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
d. Accidental sampling
atau convenience sampling
Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang
tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau
subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses
diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.
2.8.6. Prosedur penarikan sampel
Untuk
memudahkan pemahaman kita mengenai bagaimana cara penarikan sampel serta cara
memperoleh sampel yang refresentatif maka ada beberapa langkah atau prosedur
dalam melakukan pengambilan sampel. Kuncoro (2003:104) menyebutkan
bahwa dalam melakukan pengambilan sampel, dapat dilakukan langkah-langkah
berikut, diantaranya:
ÿ Menentukan
populasi target
ÿ Membuat
kerangka sampling
ÿ Menentukan
ukuran sampel
ÿ Menentukan
teknik dan rencana pengambilan sampel
ÿ Melakukan
pengambilan sampel
Langkah-langkah penarikan sampel
a. Pertama yang
harus ditentukan dalam langkah mendesain penarikan sampel adalah menentukan
populasi sasaran dengan tegas, yang dilanjutkan dengan penentuan populasi studi
dari populasi sasaran tadi.
b. Menentukan area
populasi, hal ini berkaitan dengan data penelitian yang akan dijadikan lokasi
penelitian.
c. Menentukan
ukuran populasi (size of population) sebagai dasar untuk menarik sampel.
Biasanya populasi diambil dari data sensus. Carilah data tersebut secara
lengkap, dapatkan data yang akurat dan up to date
d. Buatlah
kerangka sampling dengan memasukan data dari populasi studi secara lengkap dan
jelas, serta hal yang terpenting adalah satuan-satuan sampling diberi nomor
sesuai dengan jumlah digit populasinya, secara berurutan dari nomor paling
kecil sampai dengan nomor yang paling besar
e. Tentukan ukuran
sampel dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai.
f. Gunakan tabel
angka random ataupun program komputer sebagai alat seleksi
g. Satuan sampling
terpilih sebagai anggota sampel, merupakan langkah terakhir dari desain
sampling yang pada hakikatnya merupakan cerminan dari populasi.
2.9.
Teknik pengumpulan data
2.9.1. Definisi teknik pengumpulan data
Dalam
penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan
penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan . Jenis sumber data adalah mengenai dari
mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer)
atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Data primer
adalah data penelitian yang diperoleh sendiri melalui wawancara , observasi ,
tes , kuesioner (daftar pertanyaan) , pengukuran Fisik dan percobaan
laboratorium . Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua, dokumentasi lembaga Biro Pusat Statistik (BPS) , rumah sakit dan lembaga
atau institusi.
Metode
Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
2.9.2. Instrumen teknik pengumpulan data
a. Instrument berbentuk tes
Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi,
ada beberapa macam tes dan alat ukur
! Tes
kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas,
disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
! Tes
bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
! Tes
intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur
intelegensinya.
! Tes
sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap,
yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap
seseorang.
! Tes
minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali
minat seseorang terhadap sesuatu.
! Tes
prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
b. Instrumen
berbentuk nontes
¯ Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan
yang sedang dilakukan.Melalui observasi penganalisis dapat memperoleh
pandanganpandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan, melihat langsung keterkaitan
diantara para pembuat keputusan di dalam organisasi, memahami pengaruh latar
belakang fisik terhadap para pembuat keputusan, menafsirkan pesan-pesan yang
dikirim oleh pembuat keputusan lewat tata letak kantor, serta memahami pengaruh
para pembuat keputusan terhadap pembuat keputusan lainnya.
Berdasarkan
keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati, observasi
dapat dibedakan menjadi:
·
Observasi partisipan ( partcipant observation):
pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang
diteliti atau yang diamati.
·
Observasi tak partisipasi (nonparticipant
observation): pengamat berada di luar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Berdasarkan
cara pengamatan yang dilakukan, observaasi juga dibedakan menjadi dua bagian:
·
Observasi tak berstruktur: pengamat tidak
membawa catatan tingkah laku apa saja yang secara khusus akan diamati.
·
Observasi berstruktur: peneliti memusatkan
perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tetang
tingkah laku apa saja yang harus diamati.
Kelebihan
teknik observasi
®
Data yang dikumpulkan melalui observasi
cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
®
Penganalisis melalui observasi dapat
melihat langsung apa yang sedang dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan yang rumit
kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Melalui observasi,
penganalisis dapat mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang tidak tepat yang
telah digambarkan oleh teknik pengumpulan data yang lain.
® Dengan
observasi, penganalisis dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan,
misalnya tata letak fisik perlatan, penerangan,gangguan suara, dsb.
Kekurangan teknik observasi
®
Umumnya orang yang diamati merasa
terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaanya dengan tidak
semestinya.
®
Pekerjaan yang sedang diobservasi
mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitas pekerjaan tertentu atau
kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan.
®
Observasi dapat mengganggu pekerjaan
yang sedang dilakukan.
®
Orang yang diamati cenderung melakukan
pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutupi kejelekannya.
¯ Wawancara
Wawancara telah diakui sebagai teknik pengumpulan
data atau informasi yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem
informasi . Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu
dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana.Wawancara memungkinkan
analis sistem mendengar tujuan-tujuan , perasaan , pendapat dan prosedur-prosedur informal dalam
wawancara dengan para pembuat keputusan organisasional . Analis sistem
menggunakan wawancara untuk mengembangkan hubungan mereka dengan klien,
mengobservasi tempat kerja, serta untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan
dengan kelengkapan informasi. Meskipun e-mail dapat digunakan untuk menyiapkan
orang yang diwawancarai dengan memberi pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan
dengan temuan, namun akan lebih baik bila wawancara dijalankan secara personal
bukan elektronis.
Langkah - langkah persiapan wawancara
§ Membaca materi latar belakang
§ Menetapkan tujuan wawancara
Gunakan informasi latar belakang yang Anda kumpulan
serta pengalaman Anda untuk menetapkan tujuan-tujuan wawancara. Setidaknya ada
empat sampai enam area utama yang berkaitan dengan sikap pengolahan informasi
dan pembuatan keputusan yang ingin Anda tanayakan. Area tersebut meliputi
sumber-sumber informasi, format informasi, frekuensi pebuatan keputusan,
kualitas informasi, dan gaya pembuat keputusan.
§ Memutuskan siapa yang diwawancarai
Saat memutuskan siapa saja yang diwawancarai,
sertakan pula orangorang terpenting dari semua tingkatan yang untuk hal-hal
tertentu bisa dipengaruhi sistem.
§ Menyiapkan orang yang diwawancarai
Siapkan orang yang akan diwawancarai dengan menelpon
mereka atau menulis pesan e-mail sehingga memungkinkan orang-orang yang akan diwawancarai
mempunyai waktu untuk berpikir. Aturlah waktu untuk menelpon dan membuat janji
pertemuan. Biasanya, wawancara dijalankan selama 45 menit atau paling lama 1
jam.
§ Menentukan jenis dan struktur pertanyaan
Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup
area-area dasar dalam pembuatan keputusan saat Anda menegaskan tujuan-tujuan wawancara.
Teknik bertanya yang tepat adalah inti dari wawancara.
Ada dua jenis pertanyaan dalam wawancara
·
Pertanyaan Terbuka
(Open – Ended)
Pertanyaan terbuka menggambarkan pilihan bagi orang
yang diwawancarai untuk merespons. Mereka terbuka dan bebas merespons. Respons
dapat berupa dua kata atau dua paragraf.
Beberapa contoh pertanyaan
terbuka:
-
Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi
bisnis ke bisnis ecommerce di peusahaan Anda ?
-
Apa tujuan terpenting departemen Anda ?
·
Pertanyaan
Tertutup (Close – Ended)
Pertanyaan tertutup membatasi respons orang yang
diwawancarai. Pertanyaan tertutup seperti dalam soal-soal pilihan ganda dalam
ujian.Anda diberi suatu pertanyaan dengan lima jawaban, namun tidak punya kesempatan
menulis tanggapan Anda sendiri. Jenis pertanyaan tertutup khusus lainnya ialah
pertanyaan dua pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi orang yang ditanya
karena hanya memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya
atau tidak, benar atau salah, setuju atau tidak setuju.
Beberapa contoh pertanyaan tertutup:
-
Berapa lama dalam seminggu gudang
informasi proyek diperbaharui?
-
Rata-rata berapa kali panggilan yang
diterima pusat panggilan setiap bulannya ?
-
Dari sumber-sumber informasi berikut
yang mana yang paling bermanfaat menurut Anda ?
Beberapa
contoh pertanyaan dua-pilihan:
-
Adakah Anda menggunakan web untuk
menampilkan informasi bagi vendor ?
-
Setuju atau tidak setuju Anda bahwa
e-commerce tidak begitu aman?
-
Apakah Anda ingin menerima salinan
laporan keuangan Anda setiap bulan ?
Struktur-struktur pertanyaan
a.
Struktur
Piramid
Dengan menggunakan bentuk ini, penanya mulai
menanyakan pertanyaan-pertanyaan mendetail,
biasanya berupa pertanyaan tertutup. Kemudian penanya memperluas topik dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan membuka respons-respons yang lebih
umum.
Contoh:
-
Bagaimana masalah yang Anda alami dengan
firewall ?
-
Apakah Anda mempertimbangkan
metode-metode lain untuk meningkatkan keamanan data-data perusahaan ?
-
Apakah yang Anda pikirkan bisa membuat
keamanan di sini lebih efektif ?
-
Umumnya, bagaimana perasaan Anda tantang
keamanan data terhadap pentingya akses internet ?
b.
Struktur
Corong
Struktur ini memulai wawancara dengan
pertanyaan-pertanyaan umum dan terbuka, lalu membatasi respons dengan
mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang lebih mendetail dan tertutup.
Contoh:
-
Bagaimana reaksi Anda terhadap pencarian
berbasis Web yang baru?
-
Departeman mana yang akan
mengimplemantasikannya ?
-
Item-item apa yang tersedia untuk
pembelian lewat situs ?
-
Adakah item-item tertentu yang
ditiadakan di website ?
c.
Struktur
Berbentuk Wajik
Struktur ini harus dimulai dengan suatu cara khusus,
kemudian menentukan hal-hal yang umum, dan akhirnya mengarah pada kesimpulan
yang sangat spesifik.
Contoh:
- Sebutkan lima jenis informasi yang
dibawa layanan penggunaan website secara gratis seperti yang Anda gunakan.
- Sebutkan kegiatan-kegiatan promosional
yang Anda buat fiturnya di website untuk layanan ini.
- Sebutkan nilai-nilai penggunaan
komputer bagi Anda sebagai seorang Webmaster.
- Sebutkan dua item yang mengejutkan
berkaitan dengan perilaku pengguna akhir situs Anda yang Anda temui lewat
layanan ini.
- Apakah “cookies” merupakan suatu cara
yang lebih baik untuk mengukur penggunaan tampilan situs ?
Kelebihan teknik wawancara
®
Wawancara memberikan kesempatan kepada
pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas
dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
®
Memungkinkan pewawancara untuk
mengembangkan pertanyaan - pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
®
Pewawancara dapat menilai kebenaran
jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
®
Pewawancara dapat menanyakan
kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
Kekurangan teknik wawancara
®
Proses wawancara membutuhkan waktu yang
lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
®
Keberhasilan hasil wawancara sangat
tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
®
Wawancara tidak selalu tepat untuk
kondisi-kondisi tempat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan
ramai.
®
Wawancara sangat menganggu kerja dari
orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
¯ Kuesioner
Suatu daftar yang berisi dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan penganalisis untuk
mengumpulkan data mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik dari
orang-orang utama di dalam organisasi serta pendapat dari responden yang
dipilih. Kuesioner sangat bermanfaat jika orang-orang di dalam organisasi terpisah
saling berjauhan, yakni orang-orang yang terlibat proyek sistem, sehingga
tinjauan secara keseluruhan diperlukan sebelum merekomendasikan alternatif
lainnya .
Jenis – jenis angket menurut cara
penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
Ø Angket langsung : informasi tentang dirinya sendiri.
Ø Angket tidak langsung : informasi tentang orang lain.
Perbedaan wawancara dengan
percakapan sehari – hari meliputi hal – hal berikut :
Ø Pertanyaan tertutup : alternatif jawaban sudah disediakan,
responden tinggal
memilih.
Ø Pertanyaan terbuka : alternatif jawaban tidak disediakan, responden
bebas
memberikan jawaban.
Langkah – langkah penyusunan angket
§ Menentukan variabel yang akan
dipergunakan.
§ Menentukan variabel yang dibutuhkan
setiap variabel.
§ Menentukan jawaban yang dibutuhkan
setiap variable.
§ Menentukan jenis data yang akan
dikumpulkan.
Kelebihan
teknik kuesioner
®
Kuesioner baik untuk sumber data yang
banyak dan tersebar.
®
Responden tidak merasa terganggu, karena
dapat mengisi kuesioner dengan memilih waktunya sendiri yang paling luang.
®
Kuesioner secara relatip lebih efisien
untuk sumber data yang banyak.
®
Karena kuesioner biasanya tidak
mencantumkan identitas responden,maka hasilnya dapat lebih objektif.
Kekurangan teknik kuesioner
®
Kuesioner tidak menggaransi responden
untuk menjawab pertanyaan dengan sepenuh hati.
®
Kuesioner cenderung tidak fleksibel,
artinya pertanyaan yang harus dijawab terbatas yang dicantumkan di kuesioner
saja, tidak dapat dikembangkan lagi sesuai dengan situasinya.
®
Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan
secara bersama-sama dengan daftar pertanyaan, lain halnya dengan obeservasi
yang dapat sekaligus mengumpulkan sampel
®
Kuesioner yang lengkap sulit untuk
dibuat.
Kriteria
instrument yang baik
- Akurasi
Akurasi dari suatu instrumen pada hakekatnya berkaitan erat dengan
validitas (kesahihan) instrument tersebut . Apakah instrumen benar-benar
dapat mengukur apa yang hendak diukur.Apakah masukan yang diukur (measured) hanya
terdiri dari masukan yang hendak diukur saja ataukah telah kemasuk-an
unsur-unsur lain.Pengontrolan yang ketat terhadap kemurnian
masukan ini adalah sangat penting agar pengaruh luar dapat dieliminasi. Kegagalan dalam pengontrolan ini akan
menyebabkan menurunnya akurasi output atau validitas hasil pengukuran.
- Presisi
Presisi instrumen
berkaitan erat dengan keterandalan (reliability), yaitu kemampuan
memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan pengukuran. Instrumen mempunyai presisi yang baik jika
dapat menjamin bahwa inputnya sama memberikan output yang selalu sama kapan saja, dimana saja, oleh dan kepada siapa saja instrumen ini digunakan
memberikan hasil konsisiten . Instrumen dengan presisi yang baik belum tentu
akurasinya baik dan sebaliknya.
Instrumen yang baik tentu yang akurasi dan presisinya baik.
- Validitas
Validitas (validity) yaitu sejauhmana
suatu alat ukur tepat dalam mengukur suatu data, dengan kata lain apakah alat
ukur yang dipakai memang mengukur sesuatu yang ingin diukur. Misalnya bila kita
ingin mengukur cincin, maka kita gunakan timbangan emas. Bila ingin menimbang
berat badan, maka kita gunakan timbangan berat badan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa timbangan emas valid untuk mengukur berat cincin, tapi timbangan berat
badan tidak valid untuk mengukur cincin.
2.9.3.
Membuat
Instrumen Pengumpulan Data
Ada beberapa langkah yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen, antara lain:
Mengindentifikasikan
variabel-variabel yang diteliti
Menjabarkan
variabel-variabel dalam beberapa dimensi
Mencari
indikator-indikator setiap dimensi
Mendeskripsikan
kisi-kisi instrumen
Merumuskan
item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
Petunjuk
pengisian
Hal lain yang perlu
diperhatikan agar instrumen yang disusun tepat sesuai sasaran yang ingin
dicapai adalah:
Menetapkan
sebuah konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang diteliti.
Menetapkan
dimensi-dimensi, yaitu merumuskan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada
sebuah kontrak.
Menyusun
item-item pertanyaan atau pernyataan, yaitu menjabarkan sebuah dimensi-dimensi
ke dalam beberapa pertanyaan, untuk menerangkan konstruk variabel yang hendak
diteliti.
Contoh:
Penelitian
tentang Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Komitmen Organisasi
Kedudukan
instrumen pengumpul data dalam penelitian
Rumusan
masalah
|
Tujuan
penelitian
|
Hipotesis
|
Data
|
Instrumen
pengumpulan data
|
Dari diagram diatas
dapat dikatakan bahwa instrumen pengumpulan data sangat penting karena :
! Menjawab
rumusan masalah
! Mencapai
tujuan penelitian
! Membuktikan
hipotesis
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Setelah membaca makalah diatas , maka kita dapat
menyimpulkan bahwa dalam mengidentifikasi judul penelitian , rumusan masalah ,
landasan teori , kerangka berfikir , hipotesis , metode penelitian , rancangan
penelitian , teknik pengambilan sampel , dan teknik pengumpulan data .
Berikut kesimpulan ringkas dari penyajian makalah
diatas :
ÿ Judul
penelitian berupa kalimat pernyataan yang terdiri dari kata-kata yang konkrit,
jelas, singkat, deskriptif (berkaitan atau berurut) .
ÿ Rumusan
masalah merupakan bentuk pertanyaan dan pertanyaan tersebut sudah merupakan
setengah jawaban dari permasalahan yang akan diteliti .
ÿ Landasan
teori merupakan sekumpulan teori atau data yang menjadi bahan pencarian data
selanjutnya atau acuan pagi peneliti .
ÿ Kerangka
berpikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat
mendasari perumusan hipotesis .
ÿ Hipotesis
adalah suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah
kebenaran)
ÿ Metode
penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang
didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,
pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.
ÿ Rancangan
penelitian merupakan gambaran umum penelitian yang akan dilaksanakan oleh
peneliti untuk mencapai tujuan tertentu
ÿ Teknik
pengambilan sampel yang terdiri dari Probabilitas sampling dan nonprobabilitas
sampling
ÿ Teknik
pengumpulan data adalah tentang bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan
3.2.
Saran
Saran
penulis setelah menyusun makalah ini adalah :
Penyusun
berharap agar para pembaca dapat memahami poin – poin penting yang telah
disampaikan agar ke depannya pembaca dapat melakukan penelitian denngan lebih
baik
Penyusun
berharap agar pembaca dapat lebih memahami cara penelitian yang baik sehingga
dapat menjadi penelitian yang baik , objektif , dan valid
Penyusun
berharap agar pembaca dapat menambah pengetahuannya tentang penelitian baik
secara mendetail maupun menyeluruh
Penyusun
berharap agar para pembaca dapat mempersiapkan rancangan ataupun rencana yang
baik dan matang sebelum melakukan penelitian agar hasil yang didapatkan pun
lebih maksimal
DAFTAR
PUSTAKA
Nana Syaodih Sukmadinata . 2008 . Metode Penelitian Pendidikan . Bandung:
Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2009.Statistika
Untuk Penelitian . Bandung: Alfabet
Mardalis.2007.Metode Penelitian Suatu Pendekatan
Proposal.Edisi9.Jakarta:Sinar Grafika Offset
Alimul, Azis. 2003. Riset
Keperawatan & Tekhnik Penulisan Ilmiah. Jakarta
: Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar