Senin, 19 Mei 2014

Masalah , Hipotesis dan Analisis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar belakang

Masalah penelitian pendidikan merupakan fokus dari suatu investigasi yang ingin dipecahkan oleh peneliti. Masalah dapat saja berupa sesuatu yang tidak memuaskan seseorang adanya ketidakteraturan di sekolah, atau adanya hal-hal yang memerlukan perbaikan, metode pembelajaran, input siswa, dan sebagainya.
Penentuan masalah penelitian adalah sesuatu yang sangat penting bagi seorang peneliti. Setelah masalah diidentifikasi si peneliti harus secara tepat menentukan permasalahannya. Karena kesalahan di dalam menentukan masalah, maka tujuan penelitian tidak akan tercapai atau kalaupun tercapai akan memakan waktu yang cukup lama. Setelah masalah diidentifikasi ada kemungkinan si peneliti akan menemukan permasalahan lebih dari satu.
Pentingnya menentukan masalah dengan tepat, dapat dicontohkan secara praktis pada kehidupan sehari-hari sebagai berikut : Seorang mahasiswa yang akan mengikuti perkuliahan, bukunya tertinggal di lemari yang terkunci. Ketika sampai di rumah untuk mengambil buku tersebut ternyata kunci lemarinya hilang. Dia harus cepat menentukan permasalahannya “Apakah mengambil buku yang ada dalam lemari atau mencari kunci yang hilang”? Apabila permasalahannya mengambil buku maka dia akan berusaha semaksimal mungkin mengambil buku tersebut, apabila perlu dengan membuka paksa lemari tersebut. Akan tetapi apabila permasalahannya mencari kunci, dia tidak akan dapat memecahkan permasalahan (mengambil buku) tersebut sebelum kunci lemarinya ditemukan.
Hal tersebut tidak begitu berbeda apabila kita melaksanakan penelitian yang sesungguhnya, sebagai contoh: Misalkan seseorang mau melakukan penelitian pendidikan yang terkait dengan kurang baiknya prestasi belajar para siswa di suatu sekolah. Dengan didahului identifikasi masalah, dia harus secara tepat menentukan permasalahan yang akan ditelitinya “Apakah masalah input, metode mengajar, masalah administrasi, atau masalah lainnya?”. Apabila dia salah dalam menentukan permasalahannya, maka permasalahan yang terkait dengan kurang baiknya prestasi belajar para siswa di sekolah tersebut tidak akan terpecahkan.

Agar permasalahan mudah dan bermanfaat untuk diteliti, sebaiknya permasalahan tersebut:
ü Dipilih dari hal-hal yang menjadi perhatian dan memerlukan pemecahan.
ü Memudahkan dalam pengumpulan dan penjajagan data yang terkait dengan permasalahan.
ü Memudahkan dalam mengobservasi fakta-fakta yang relevan yang memungkinkan akan menjadi kunci untuk memecahkan kesulitan atau permasalahan yang ditemukan.
ü Memiliki literatur yang akan menjadi landasan teoritis untuk pembentukan asumsi sebagai landasan untuk pembentukan hipotesis.

1.2.  Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan judul penelitian ?
2.      Apa yang dimaksud dengan rumusan masalah ?
3.      Apa yang dimaksud dengan landasan teori ?
4.      Apa yang dimaksud dengan kerangka berfikir ?
5.      Apa yang dimaksud dengan hipotesis ?
6.      Apa yang dimaksud dengan metode penelitian ?
7.      Apa yang dimaksud dengan rancangan penelitian ?
8.      Apa yang dimaksud dengan teknik pengambilan sampel ?
9.      Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data ?

1.3.  Tujuan Makalah
Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk :
1.         Untuk mengetahui pengertian judul penelitian
2.         Untuk mengetahui pengertian rumusan masalah
3.         Untuk mengetahui pengertian landasan teori
4.         Untuk mengetahui pengertiankerangka berfikir
5.         Untuk mengetahui pengertian hipotesis
6.         Untuk mengetahui pengertian metode penelitian
7.         Untuk mengetahui pengertian rancangan penelitian
8.         Untuk mengetahui pengertian teknik pengambilan sampel
9.         Untuk mengetahui pengertian teknik pengumpulan data
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Judul penelitian 

2.1.1. Definisi judul penelitian

            Judul penelitian merupakan identitas atau cermin jiwa dari sebuah penelitian. Judul penelitian berupa kalimat pernyataan yang terdiri dari kata-kata yang konkrit, jelas, singkat, deskriptif (berkaitan atau berurut) . Judul penelitian pada hakekatnya merupakan gambaran kerangka suatu penelitian. Fungsi utama dari judul penelitian bagi penulis atau peneliti adalah sebagai kompas dalam melakukan penelitian. Sedangkan bagi pembaca, fungsi utama judul penelitian adalah menunjukan hakekat daripada objek penelitian, wilayahnya serta metode yang dipergunakan dalam melakukan penelitian atau menyusun tulisan.
            Walaupun judul selalu tercantum dibagian paling depan dari setiap penelitian, tetapi tidak berarti penelitian berangkat dari judul. bahkan untuk jenis penelitian kualitatif, judul penelitian dapat dibuat setelah penelitian selesai. Kekeliruan sebagian mahasiswa selalu menentukan judul berasal dari judul yang sudah ada, padahal judul bisa diambil dari permasalahan yang ada dalam mata kuliah, fenomena sehari-hari ditempat kerja, dari hasil sharing seminar, pola pikir membuat judul dapat dilihat :

Masalah                   Identifikasi masalah                  Batasan masalah                   Judul

            Dari pola diatas maka judul penelitian itu sudah spesifik karena berangkat dari batasan masalah. jadi variabel penelitian yang telah dibatasi itulah yang diangkat menjadi judul penelitian. Masalah dapat dilihat dari asumsi dasar (dasar berpijak masalah yang bisa dijadikan sebuah acuan judul) .




2.1.2. Kriteria dalam memilih judul penelitian

Judul merupakan hal pertama yang terlihat dan seringkali dipertanyakan. Untuk itu, judul haruslah menarik bagi pembaca untuk menyimak lebih lanjut lagi . Menurut Drs. Mardalis, dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal” ,dalam memilih dan menetapkan judul harus memperhatikan hal-hal berikut:
ü Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti. Menarik dan dapat membangkitkan minat si peneliti merupakan sesuatu yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah penelitian.
ü Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan  peneliti. Mampu di sini dimaksudkan dapat melakukan penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian tersebut dengan didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaian penelitian dengan judul yang dipilih.
ü Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti. Peneliti sudah bekerja bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk diri sendiri, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Sehingga,dengan judul yang dipilih ada manfaatnya
ü Judul yang dipilih hendaknya cukup data yang tersedia. Data di sini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun hipotesa penelitian
ü Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain. Jika terdapat dua judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat

2.1.3. Syarat – syarat judul penelitian yang baik

Menurut A. Azis Alimul H. (2003), secara umum judul penelitian yang baik adalah  mempunyai syarat sebagai berikut :
·      Mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti . Judul seharusnya dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ilmu dan hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat .
·      Berupa kalimat pernyataan . Judul sebaiknya menggunakan kalimat pernyataan, sebab akan lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca
·      Jelas, singkat, dan tepat . Judul hendaknya mengandung kejelasan isi, singkat dan tepat terhadap masalah yang akan diteliti. Sifat jelas, singkat dan tepat akan lebih memudahkan seseorang memahami isi secara keseluruhan apa yang akan diteliti.
·      Topik yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara akademik dan secara praktis.
·      Belum banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
·      Diungkapkan dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent variable dan dependent variable-nya.
2.2.  Rumusan masalah

2.2.1. Definisi Rumusan masalah

Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang masalah, diantaranya:
- Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
- Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.
Setelah masalah ditentukan kemudian perlu dirumuskan. Namun pertanyaan- pertanyaan tersebut hendaknya termasuk ke dalam pertanyaan yang baik. Beberapa kesalahan umum dalam rumusan masalah adalah:
Ø Pengumpulan data tanpa tujuan atau rencana yang didefinisikan secara baik.
Ø Mengambil kelompok data yang ada dan berusaha untuk menyesuaikan pertanyaan penelitian untuk hal tersebut.
Ø Definisi-definisi tujuan terlalu umum atau istilah-istilah memiliki arti ganda yang menyebabkan interpretasi-interpretasi dan kesimpulan-kesimpulan menjadi bercabang dan tidak sahih.
Ø Mengerjakan penelitian tanpa penelaahan literatur yang sesuai dengan permasalahan.
Ø Gagal dalam mencari kerangka konsep-konsep dan teori yang menjadi dasar penelitian
Ø Tidak membuat asumsi yang jelas sebagai dasar penelitian yang dapat dievalusi.
Ø Tidak mengemukakan keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam pendekatan, secara implisit atau eksplisit, keterbatasan-keterbatasan pada kesimpulan dan bagaimana mengaplikasikannya pada situasi yang lain.
Contoh rumusan masalah yang baik adalah :
Penelitian             : Eksperimen
Judul                    : Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD dan Pembelajaran Berbasis Masalah Pada
Materi Pokok Fluida Kelas XI SMA.
Rumusan masalah :
a). Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok fluida kelas XI SMA?

b). Manakah hasil belajar fisika yang lebih tinggi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok fluida kelas XI SMA?

 














2.2.2. Kriteria rumusan masalah yang baik

Memang tidak ada ketentuan atau aturan bagaimana cara merumuskan masalah, akan tetapi disarankan sebaiknya rumusan masalah tersebut:
ÿ Dibuat dalam bentuk pertanyaan dan pertanyaan tersebut sudah merupakan setengah jawaban dari permasalahan yang akan diteliti.
ÿ Padat dan jelas
ÿ Memberikan petunjuk untuk kemungkinan mengumpulkan data
ÿ Minimal memiliki dua jenis variable, yaitu: variabel bebas, adalah variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat (variabel yang dipengaruhi)
ÿ Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
ÿ Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis)
ÿ Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

2.3.  Landasan teori

2.3.1. Definisi Landasan teori

Pada penelitian kuantitatif, peran teori sangat penting sebagai dasar atau landasan dalam suatu riset/penelitian. Karena tanpa landasan teori maka penelitian akan berujung pada kesalahan atau sering dikenal dengan istilah trial and error. Dengan adanya landasan teori ini, maka memberikan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data.
Setiap teori bisa dikatakan sebagai dugaan sementara, karena hal tersebut mesti memerlukan pembuktian. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sitirahayu Haditono (1999), bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting mana kala ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala-gejala yang ada.
Yang dibahas pada bagian ini adalah teori-teori tentang ilmu-ilmu yang diteliti. Penyajian teori dalam landasan teori dianggap tidak terlalu sulit karena bersumber dari bacaan-bacaan. Akibatnya terjadilah penyajian materi yang tidak proporsional, yaitu mengambil banyak teori walaupun tidak mendasari bidang yang diteliti.Jadi seharusnya teori yang dikemukakan harus benar-benar menjadi dasar bidang yang diteiti. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuan-temuan penelitian sebelumnya yang terkait langsung dengan penelitian. Teori yang ditulis orang lain atau temuan penelitian orang lain yang dikutip harus disebut sumbernya untuk menghindari tuduhan sebagai pencuru karya orang lain tanpa menyebut sumbernya. Etika ilmiah tidak membenarkan seseorang melakukan pencurian karya orang lain.


2.3.2. Langkah menyusun landasan teori
Dalam menyusun landasan teori diperlukan beberapa langkah yaitu :
à Menentukan teori yang sesuai dengan permasalahan
à Mencari referensi buku, artikel makalah yang membahas teori atau topik yang bersangkutan.
à Mengurutkan referensi berdasarkan tahun terbitnya untuk mengetahui alur perkembangan teori tersebut.
à Mengkaji masing-masing referensi untuk untuk menemukan kelemahan dan keunggulannya.
à Membahas,mempertimbangkan dan membandingkan antara referensi satu dengan referensi lain untuk mencari benang merah yang saling memperkokoh.
à Merumuskan kembali berdasarkan kajian masing-masing hasil teori dan dijadikan sebagai landasan teoritis dalam melakukan penelitian.
Contoh masalah: Landasan teori dan pendekatan sistem(sebuah landasan dalam teknologi pendidikan.)
Contoh landasan teori:
Pengertian pendidikan sebagai sebuah sistem adalah pendidikan sebagai suatu keseluruhan, baik teori mengenai sistem hingga sistem pendidikan nasional dan sekolah (Suparlan: 2008).

 













Cara mengutip karya atau sumber tertulis itu sebagai berikut :
¯  Kutipan Langsung
Kutipan langsung terdiri dari 2 macam yaitu :
§ 
Contoh :
Tolla (1996:89) menegaskan “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.”
Cara yang lain adalah “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.” (Tolla, 1996:89).
Kutipan langsung yang terdiri atas tidak lebih dari 3 baris tau tidak lebih dari 40 kata ditempatkan didalam paragraf sebagaimana baris yang lain, tetapi diapit oleh tanda petik dua (“…”) yang dimulai atau ditutup dengan identitas rujukan.
§   





§ 
Contoh :
“Perihal perbedaan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus diwarnai oleh aktivitas berbahasa secara dinamis dan kreatif. Keaktifan secara intelektual tanpa disertai dengan keaktifan verbal tidak dapat dikatakan CBSA dalam pengajaran bahasa karena hakikat bahasa adalah tuturan lisan yang kemudian dikembangkan menjadi aturan lisan dan tulisan. Oleh karena itu, CBSA dalam pengajaran bahasa harus dimuati dengan kreativitas berbahasa sehingga nama yang paling tepat adalah CBSA Komunikatif.”

Kutipan langsung yang terdiri atas lebih dari 3 baris atau lebih dari 40 kata diketik dalam paragraf  tersendiri  dengan spasi tunggal yang didahului dan ditutup dengan tanda petik dua (“…”) dan dimulai pada ketukan ketujuh.






¯ Kutipan Tidak Langsung
Contoh :
Tolla (1996) mengemukakan bahwa metode CBSA dalam pengajaran perlu dibedakan dengan metode CBSA  dalam bidang studi yang lain kerena pengajaran bahasa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan bidang studi yang lain.
ATAU
Penerapan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus dibedakan dengan penerapannya dalam budang studi yang lain dengan alasan bahwa karakteristik  pengajaran bahasa adalah penggunaan bahasa secara dinamis dan kreatif (Tolla, 1996).

Kutipan tidak langsung umumnya tampil bervariasi; bergantung kepada gaya bahasa penulis. Setiap penulis mempunyai cara sendiri-sendiri mengungkapkan kembali ide atau konsep orang lain didalam tulisannya. Ada penulis yang memberi komentar lebih panjang, tetapi ada yang menyatakannya dengan singkat. Kutipan tidak langsung tidak perlu disertai dengan halaman buku sumber, cukup dengan mencantumkan nama penulis yang diikuti dengan tahun terbitan buku sumber.












2.4.  Kerangka berfikir

2.4.1. Definisi Kerangka berfikir

Kerangka berpikir adalah pemahaman yang paling mendasar yang mendukung pemahaman selanjutnya. Suatu tolok ukur yang paling mudah adalah apakah kita telah memiliki pemahaman yang paling mendasar tersebut atau apakah kita mengetahui pemahaman apa yang mendasari pemahaman-pemahaman selanjutnya. Kerangka berpikir ini berguna untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam berargumen. Beberapa kesalahan itu adalah tidak konsisten, parsial, kadaluarsa, generalisasi, dan standar ganda. Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka berpikir. Kerangka berpikir pada umumnya hanya diperuntukkan pada jenis penelitian kuantitatif. Untuk penelitian kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati secara langsung oleh penulis. Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam yang dapat digunakan untuk menurunkan hipotesis.
Kerangka berpikir merupakan hal penting dalam penelitian khususnya penelitian kuantitatif. Kerangka berpikir lahir dari teori. Perpaduan teori dan kerangka berpikir menghasilkan hipotesis. Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.
Kerangka berpikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis. Suriasumantri (2001) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Kerangka berpikir yang berupa penjelasan sementara ini merupakan argumentasi dalam merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir.

2.4.2. Langkah – langkah penyusunan kerangka berfikir

Sugiyono (2009) menjelaskan proses penyusunan kerangka berpikir sebagai berikut:
¥ Menetapkan variabel yang diteliti
¥ Membaca buku dan hasil penelitian
¥ Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
¥ Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
¥ Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
¥ Sintesa kesimpulan
¥ Kerangka berpikir

Sedangkan menurut Rohmahciri kerangka berpikir ini adalah sebagai berikut: dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan, sekurang-kurangnya terdiri dari 3 paragraf, biasanya dimulai dengan kata diduga, tidak memuat teori lagi, mengarah pada rumusan masalah, dan sebaiknya sama banyak dengan rumusan hipotesis penelitian.

2.5.  Hipotesis

2.5.1. Definisi hipotesis

Berdasarkan arti katanya, hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, yaitu “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi:
·      Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude).
·      Penelitian tentang perbedaan (differencies).
·      Penelitian hubungan (relationship).

2.5.2. Syarat-syarat Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas.
Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:
v Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
v Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
v Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

2.5.3. Jenis-jenis Hipotesis

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
¥ Hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
§  Jika... maka...
§  Ada perbedaan antara... dan... dalam...
§  Ada pengaruh... terhadap...

¥ Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik.
Rumusan hipotesis nol:
§  Tidak ada perbedaan antara... dengan... dalam...
§  Tidak ada pengaruh... terhadap...


2.5.4. Kegunaan hipotesis
Kegunaan hipotesis antara lain :
- Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
- Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
- Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
- Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan

2.6.  Metode penelitian

2.6.1. Definisi metode penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
2.6.2. Metode penelitian kuantitatif
2.6.2.1.     Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.

a.     Metode penelitian survei
Penelitian Survey adalah jenis penelitian yang mengumpulkan informasi tentang karakteristik, tindakan, pendapat dari sekelompok responden yang representative yang dianggap sebagai populasi. Dalam penelitian survey ini kita mengukur atau meneliti tentang :
®    Behavior  (how do people act )
®    Attitudes (what do people believe and how do they feel about things)
®    Expectations (what’s going to happen)

Tujuan dari penelitian survey
§  Menghasilkan deskripsi beberapa aspek dari populasi yang dipelajari dan memerlukan informasi dari subjek yang dipelajari.
§  Mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok objek atau populasi.
§  Exploration, description, explanation.

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian survey
¯  Questioner ® questioner merupakan pertanyaan tertulis. Dalam menggunakan quesioner, maka peneliti akan banyak mendapatkan data secara factual.
Contoh :
 








¯  Skala (Likert-type scale) ® Dalam menggunakan skala, maka jawaban-jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan self-concept masing-masing individu, adanya peran interpretasi dalam menjawab pertanyaan.  Serupa dengan Rating slace dimana jawaban kita menunjukkan tingkan akan kesetujuan atau ketidaksetujuan.
¯  Tes ® Dalam menggunakan tes, maka pertanyaan yang diajukan sudah memiliki standarisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang digunakan sebagai alat tes.

Langkah – langkah dalam penelitian survey
Dalam melakukan penelitian survey , ada beberapa langkah – langkah yaitu :
Menentukan permasalahan
Menentukan tujuan masalah
Menentukan tipe survey :
®    Deskriptif, menggunakan pertanyaan
ý  bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu
®      Analisis, mengunakan Hipotesis.
ý  Hipotesis adalah merupakan suatu argument atau asumsi yang akan diuji kebenarannya dimana tidak setiap penelitian harus menuliskan hipotesisnya dalam suatu penelitian, apalagi jika peneliti menggunakan tipe deskriptif
Contoh : Pemberian tambahan susu sebanyak 3 gelas per hari pada bayi umur 3 bulan meningkatkan berat badan secara signifikan.

Sample design.
ý  Merupakan suatu usaha untuk menentukan sample yang akan digunakan untuk pengumpulan data.Sample adalah pemilihan individu dari dalam suatu populasi.
ý  Sampel yang diambil haruslah representative . Jika sampel yang diambil tidak represintatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah, jika ia memegang telingnya maka ia akan bilang gajah seperti kipas. Maka dari itu sampel yang diambil harus benar-benar mewakili populasi karena kesimpulan dari sampel yang dipelajari akan diberlakukan pada populasi.


Menentukan besarnya sampel
Jumlah anggota sampel sering disebut sebagai ukuran sampel. Berapa jumah sampel yang paling tepat digunakan? Itu semua terserah anda sebagai peneliti. Biasanya hal tersebut bergantung pada tingkat ketelitian atau tingkat kesalahan yang dikehendaki. Dibanyak referensi, banyak digunakan tabel dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%.

Menentukan bentuk “data collection” sesuai definisi konseptual alat penelitian
ý  Data nominal : Ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. merupakan data kontinum dan tidak memiliki urutan.
ý  Data Ordinal : Data yang memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi atau sebaliknya. Walaupun memberikan tingkatan tetapi tidak memberikan nilai absolut atau mutlak. Contohnya pada skala likert.
ý  Data Interval : Jarak yang sama pada pengukuran. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur.
ý   Data rasio : Ukuran yang meliputi semua ukuran di atas ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Ukuran ratio memiliki titik nol, karenanya, interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol di atas.

Analisis data
Analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Adanya kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data  adalah supaya data mudah untuk dibaca.  Analisis yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Analisis data kuantitatif  menggunakan metode statistik yang tersedia tersedia.

Pembahasan hasil

b.    Metode penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan  sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara ketat maka kita memerlukan perlakuan pada kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen.  Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
!  Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak)
!  Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen
!  Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
!  Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
!  Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
!  Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
Dalam melakukan penelitian eksperimen , ada beberapa lngkah – langkah yang harus kita lakukan :
  Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian
  Mengidentifikasi dan membatasi masalah
  Merumuskan hipotesis
  Menyusun rencana secara lengkap dan operasional , meliputi:
        Menentukan variabel bebas & terikat
        Memilih desain yang digunakan
        Menentukan sampel
        Menyusun alat
        Membuat outline prosedur pengumpulan data
        Merumuskan hipotesis statistic
        Melaksanakan eksperimen
        Menyusun data untuk memudahkan pengolahan
        Menentukan taraf signifikansi yang akan digunakan dalam menguji hipotesis
        Mengolah data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang terkumpul)
        Melakukan penafsiran
        Membuat kesimpulan
        Melaksanakan eksperimen
        Menyusun data untuk memudahkan pengolahan
        Menentukan taraf signifikansi yang akan digunakan dalam menguji hipotesis
        Mengolah data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang terkumpul)
        Melakukan penafsiran
        Membuat kesimpulan

2.7.  Rancangan penelitian

2.7.1. Definisi rancangan penelitian

Design research atau rancangan penelitian merupakan gambaran umum penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan tertentu. Rancangan penelitian disajikan dalam satu kesatuan naskah yang ringkas dan utuh. Rancangan penelitian menunjukkan adanya format penulisan yang disusun secara sistematis dan operasional meliputi langkah-langkah dan tahapan yang harus dijalani oleh peneliti.
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.Rancangan penelitian dapat diperoleh dengan menjawab beberapa pertanyaan : apa, mengapa, bagaimana, dan dengan cara apa penelitian tersebut diselesaikan, dan melibatkan hal-hal antara lain :
§    Tempat dan waktu yang tersedia
§    Variabel yang akan diukur, dengan apa dan dgn cara bagaimana dilakukan pengukuran.
§    Teknik pengambilan sampel
§    Teknik pengumpulan data
§    Teknik analisa data atau metoda statistik yang digunakan
Manfaat rancangan penelitian
ß Memberikan pedoman penelitian kepada peneliti.
ß Menentukan batas penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
ß Memberikan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang kemungkinan dihadapi dan seharusnya dilakukan.
    Rancangan penelitian dikenal dengan nama proposal penelitian. Rancangan penelitian dibedakan dalam dua bentuk, yaitu rancangan penelitian kuantitatif dan rancangan penelitian kualitatif.
2.7.2. Rancangan penelitian kuantitatif dan kualitatif

a.    Rancangan penelitian kuantitatif

Pada dasarnya perbedaan antara desain penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah pada keleluasaan peneliti dalam menjalankan rancangan penelitiannya, jika pada penelitian kualitatif peneliti memiliki kebebasan dalam menentukan langkah dalam proses penelitiannya(tak terikat oleh rencana awal) maka pada penelitian kuantitatif yang terjadi adalahsebaliknya, peneliti harus mengikuti seluruh rancangan yang sejak awal telah dibuat.
Penelitian kuantitatif juga pada umumnya ingin mencari tahu hubungan 2 variabel atau lebih yang telah dijelaskan terlebih dahulu hakikatnya menurut teori yang dijadikan landasan, sedangkan penelitian kualitatif lebih kepada mencari penjelasan atas suatu hal yang belum dijelaskan secara eksplisit dalam teori manapun, sehingga peneliti tak menjadikan  teori manapun sebagai landasan baku penelitiannya.Selain pada hal-hal tersebut pada dasarnya Desain penelitian kualitatif dan kuantitaif cenderung sama dalam hal strukturnya, namun secara teknis pelaksanaan terdapat beberapa perbedaan terutama dalam hal metode penelitiannya.

Hal – hal yang biasa dilakukan oleh peneliti untuk menyusun rancangan penelitian kuantitatif
Prosedur baku penelitian kuantitatif
ü  Langkah pertama : Muncul dan tumbuhnya minat peneliti terhadap masalah. Dalam langkah ini peneliti tertarik dan termotivasi untuk mempelajari dan meneliti masalah tertentu. Pada awalnya masalah itu mungkin masih bersifat umum serta masih campur-aduk. Pada langkah ini peneliti biasanya melakukan dua hal yaitu menetapkan audiens dan menelusuri kepustakaan yang relevan.
ü  Langkah kedua : perumusan masalah. Masalah yang masih berupa masalah utama kemudian diuraikan dan dirinci kedalam sejumlah submasalah. Masalah dan sub masalah itu acapkali menghasilkan hipotesis utama yang lebih lanjut dijabarkan ke dalam sub-sub hipotesis.
ü  Langkah ketiga : memilih metode penelitian. Peneliti harus dapat memilih dan menentukan metode mana yang tepat sehingga sesuai dengan masalah yang akan dipecahkannya. Metode yang digunakan ini harus sah (valid).
ü  Langkah keempat : menentukan populasi dan menetapkan sampel. Sebelum melakukan penelitian dilapangan peneliti harus menentukan populasi dan sampel representatif mana yang terpilih dan dipergunakan dalam penelitiannya.
ü  Langkah kelima : mengembangkan instrumen penelitian. Setelah mengetahui tujuan, masalah, populasi, dan sampel penelitian yang tepat, peneliti siap untuk mengembangkan instrumen penelitian yang memilki validitas konstruk.
ü  Langkah keenam : memasuki lapangan penelitian. Apabila ujicoba, evaluasi, dan penyempurnaan instrumen telah memuaskan maka peneliti kemudian terjun ke lapangan penelitian dan mulai menghimpun data yang diperlukan.
ü  Langkah terakhir : menyusun laporan. Penyusunan laporan biasanya mengikuti format baku yang sangat lazim untuk penelitian kuantitatif. Dalam tahapan ini peneliti perlu meninjau ulang seluruh proses dan temuan penelitian.

Teknik untuk Mengurangi Kesalahan
Mendesain penelitian kuantitatif penting untuk mempertimbangkan siapakah yang akan dinilai (subjek), dengan apa mereka akan dinilai (instrumen), bagaimana cara mereka akan dinilai (prosedur untuk penghimpunan data). Beberapa teknik untuk mengurangi kesalahan (error) dalam penelitian kuantitatif yaitu :
ü Randomisasi subjek diperlukan baik dalam pemilihan subyek dari suatu populasi yang lebih besar, atau dalam menentukan subyek-subyek untuk kelompok-kelompok investigasi pengaruh sebuah variable atas lainnya.
ü Mempertahankan kondisi-kondisi konstan, membangun kondisi-kondisi kedalam desain sebagai variabel-variabel indepenen, dan membuat penyesuaian statistik. Perlu mendapat tekanan kuat, bahwa dalam kajian kuantitatif, kontrol terhadap variabel asing (extraneous variables) merupakan sesuatu yang esensial. Peneliti harus terus menerus memeriksa faktor-faktor (variabel-variabel asing) yang dapat mempengaruhi hasil atau kondisi kajian. Oleh sebab itu, segala variabel asing harus diasingkan.

b.    Rancangan penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang tidak menggunakan perhitungan statistik, matematika maupun komputer di dalamnya. Sehingga proses penelitiannya dimulai dari menyusun sebuah asumsi dasar serta aturan berpikir yang hendak digunakan untuk penelitian. Adapun beberapa tahapan untuk membuat sebuah rancangan penelitian kualitatif yang akan dijadikan pedoman, meskipun belum ditetapkan patokan yang standar namun penelitian kualitatif cenderung sulit dibuat sebab terikat dengan karakteristiknya yang fleksibel dan jalannya sangat mudah berubah-ubah menyesuaikan kondisi.

Tahapan – tahapan untuk membuat rancangan penelitian kualitatif
ý Mengangkat permasalahan
Masalah dalam penelitian kualitatif adalah isu atau permasalahan yang nantinya akan menentukan keharusan mengapa harus dilakukannya penelitian tersebut. Permasalahan ini dapat muncul dari beberapa sumber. Baik itu dari pengalaman pribadi maupun yang lainnya. Intinya sumber tersebut memang sangatlah beragam. Dalam mengangkat suatu permasalahan, maka masalah tersebut harus mempunyai keunikan serta daya tarik tersendiri.

ý Menentukan topik penelitian
Pada penelitian kualitatif untuk menentukan topik penelitian memang tidak bisa lepas dari kajian empiris dari permasalahan yang terus berlangsung serta dapat diamati sedangkan ketetapan suatu topik penelitian bisa dielaborasi berupa judul penelitian seperti :
·      Topik kebijakan dan perencanaan pendidikan
·      Topik ekonomi / pembiayaan pendidikan
·      Topik manajemen
·      Topik kepemimpinan

ý Menentukan fokus inQuiri
Pada penelitian kualitatif, fokus masalah juga disebut dengan pembatasan masalah. Misalnya topik yang dipilih yaitu kepemimpinan. Tentu yang harus di kaji adalah paradigma kepemimpinan yang tengah berkembang serta isu-isu mengenai kepemimpinan yang sedang hangat dibicarakan. Kemudian dalam penelitian kualitatif, untuk menentukan fokus juga harus didasarkan pada informasi terbaru yang didapatkan dalam situasi sosial.

ý Membentuk rumusan masalah
Fokus permasalahan di dalam penelitian kualitatif merupakan rumusan masalah yang sifatnya tidak tetap atau sementara serta bisa berubah setelah peneliti berada di lapangan. Sedangkan pertanyaan mengenai penelitian kualitatif dirumuskan dengan tujuan memahami fenomena yang kompleks yang erat kaitannya dengan berbagai aspek.

ý Prinsip perumusan masalah
Pada dasarnya prinsip perumusan masalah penelitian kualitatif di dapatkan dari hasil kajian rumusan masalah. Hal ini perlu untuk di kemukakan bahwa prinsip tersebut dilakukan untuk pedoman dalam merumuskan masalah.Dalam penelitian memang tidak lepas dari yang namanya rancangan, akan tetapi pada rancangan penelitian kualitatif sifatnya sementara. Sebab pada saat penelitian berlangsung, seorang peneliti akan terus menyesuaikan rancangannya dengan melihat kenyataan yang sedang berlangsung.

2.8.       Teknik pengambilan sampel
2.8.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009)
Nana Syaodih Sukmadinata (2008) menyebutkan bahwa orang-orang, lembaga, organisasi, benda-benda yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri atas orang-orang biasa disebut subyek penelitian, tetapi kalau bukan orang disebut obyek penelitian. Penelitian tentang suatu obyek mungkin diteliti langsung terhadap obyeknya, tetapi mungkin juga hanya dinyatakan kepada orang yang mengetahui atau bertanggung jawab terhadap obyek tersebut. Orang yang diminta menjelaskan obyek yang diteliti disebut responden.
Sedangkan menurut Santoso dan Tjiptono (2002) Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek  atau obyek itu.
2.8.2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel yang baik adalah sampel yang akurasi dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.Sifat pengambilan sampel :
à Efisiensi dari segi biaya, waktu dan tenaga
à Ketepatan dalam pengambilan sampel sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
à Untuk penelitian /percobaan bersifat merusak, maka pengambilan sampel harus dilakukan pengujian dengan alat.

2.8.3. Teknik sampling sensus
Sampling sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Pada teknik ini  semua anggota populasi dijadikan sampel.

2.8.4. Teknik sampling secara probabilitas

Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi  sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representative

Cara – cara yang dilakukan dalam teknik sampling probabilitas

a.       Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah  dengan undian.
b.      Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.
c.       Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling). Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya  dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.
d.      Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proportional.
e.       Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi  yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.

2.8.5. Teknik sampling secara nonprobabilitas

Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.




Cara – cara penarikan sampel secara nonprobabilitas

a.  Purposive sampling   atau  judgmental sampling 
Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.
 
b.    Double sampling (penarikan sample secara bola salju).
Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju. 

c.    Quota sampling (penarikan sample secara jatah).
Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.

d.   Accidental sampling  atau convenience sampling
Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

2.8.6. Prosedur penarikan sampel
Untuk memudahkan pemahaman kita mengenai bagaimana cara penarikan sampel serta cara memperoleh sampel yang refresentatif maka ada beberapa langkah atau prosedur dalam melakukan pengambilan sampel. Kuncoro (2003:104) menyebutkan bahwa dalam melakukan pengambilan sampel, dapat dilakukan langkah-langkah berikut, diantaranya:
ÿ  Menentukan populasi target
ÿ  Membuat kerangka sampling
ÿ  Menentukan ukuran sampel
ÿ  Menentukan teknik dan rencana pengambilan sampel
ÿ  Melakukan pengambilan sampel

Langkah-langkah penarikan sampel

a.    Pertama yang harus ditentukan dalam langkah mendesain penarikan sampel adalah menentukan populasi sasaran dengan tegas, yang dilanjutkan dengan penentuan populasi studi dari populasi sasaran tadi.
b.    Menentukan area populasi, hal ini berkaitan dengan data penelitian yang akan dijadikan lokasi penelitian.
c.    Menentukan ukuran populasi (size of population) sebagai dasar untuk menarik sampel. Biasanya populasi diambil dari data sensus. Carilah data tersebut secara lengkap, dapatkan data yang akurat dan up to date
d.   Buatlah kerangka sampling dengan memasukan data dari populasi studi secara lengkap dan jelas, serta hal yang terpenting adalah satuan-satuan sampling diberi nomor sesuai dengan jumlah digit populasinya, secara berurutan dari nomor paling kecil sampai dengan nomor yang paling besar
e.    Tentukan ukuran sampel dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai.
f.     Gunakan tabel angka random ataupun program komputer sebagai alat seleksi
g.    Satuan sampling terpilih sebagai anggota sampel, merupakan langkah terakhir dari desain sampling yang pada hakikatnya merupakan cerminan dari populasi.

2.9.       Teknik pengumpulan data
2.9.1. Definisi teknik pengumpulan data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan . Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Data primer adalah data penelitian yang diperoleh sendiri melalui wawancara , observasi , tes , kuesioner (daftar pertanyaan) , pengukuran Fisik dan percobaan laboratorium . Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga Biro Pusat Statistik (BPS) , rumah sakit dan lembaga atau institusi.
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
2.9.2. Instrumen teknik pengumpulan data
a.    Instrument berbentuk tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi,  ada beberapa macam tes dan alat ukur
   
! Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
! Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
! Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
! Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
! Tes minat  atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang  terhadap sesuatu.
! Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.



b.    Instrumen berbentuk nontes
¯ Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan.Melalui observasi penganalisis dapat memperoleh pandanganpandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan, melihat langsung keterkaitan diantara para pembuat keputusan di dalam organisasi, memahami pengaruh latar belakang fisik terhadap para pembuat keputusan, menafsirkan pesan-pesan yang dikirim oleh pembuat keputusan lewat tata letak kantor, serta memahami pengaruh para pembuat keputusan terhadap pembuat keputusan lainnya.
Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi:
·      Observasi partisipan ( partcipant observation): pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati.
·      Observasi tak partisipasi (nonparticipant observation): pengamat berada di luar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observaasi juga dibedakan menjadi dua bagian:
·      Observasi tak berstruktur: pengamat tidak membawa catatan tingkah laku apa saja yang secara khusus akan diamati.
·      Observasi berstruktur: peneliti memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tetang tingkah laku apa saja yang harus diamati.
Kelebihan teknik observasi
®  Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
®  Penganalisis melalui observasi dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Melalui observasi, penganalisis dapat mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang tidak tepat yang telah digambarkan oleh teknik pengumpulan data yang lain.
®  Dengan observasi, penganalisis dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik perlatan, penerangan,gangguan suara, dsb.

Kekurangan teknik observasi
®  Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaanya dengan tidak semestinya.
®  Pekerjaan yang sedang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitas pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan.
®  Observasi dapat mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan.
®  Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutupi kejelekannya.

¯ Wawancara
Wawancara telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau informasi yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi . Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana.Wawancara memungkinkan analis sistem mendengar tujuan-tujuan , perasaan ,  pendapat dan prosedur-prosedur informal dalam wawancara dengan para pembuat keputusan organisasional . Analis sistem menggunakan wawancara untuk mengembangkan hubungan mereka dengan klien, mengobservasi tempat kerja, serta untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi. Meskipun e-mail dapat digunakan untuk menyiapkan orang yang diwawancarai dengan memberi pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan temuan, namun akan lebih baik bila wawancara dijalankan secara personal bukan elektronis.

Langkah - langkah persiapan wawancara

§  Membaca materi latar belakang
§  Menetapkan tujuan wawancara
Gunakan informasi latar belakang yang Anda kumpulan serta pengalaman Anda untuk menetapkan tujuan-tujuan wawancara. Setidaknya ada empat sampai enam area utama yang berkaitan dengan sikap pengolahan informasi dan pembuatan keputusan yang ingin Anda tanayakan. Area tersebut meliputi sumber-sumber informasi, format informasi, frekuensi pebuatan keputusan, kualitas informasi, dan gaya pembuat keputusan.

§  Memutuskan siapa yang diwawancarai
Saat memutuskan siapa saja yang diwawancarai, sertakan pula orangorang terpenting dari semua tingkatan yang untuk hal-hal tertentu bisa dipengaruhi sistem.

§  Menyiapkan orang yang diwawancarai
Siapkan orang yang akan diwawancarai dengan menelpon mereka atau menulis pesan e-mail sehingga memungkinkan orang-orang yang akan diwawancarai mempunyai waktu untuk berpikir. Aturlah waktu untuk menelpon dan membuat janji pertemuan. Biasanya, wawancara dijalankan selama 45 menit atau paling lama 1 jam.

§  Menentukan jenis dan struktur pertanyaan
Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup area-area dasar dalam pembuatan keputusan saat Anda menegaskan tujuan-tujuan wawancara. Teknik bertanya yang tepat adalah inti dari wawancara.

Ada dua jenis pertanyaan dalam wawancara

·         Pertanyaan Terbuka (Open – Ended)
Pertanyaan terbuka menggambarkan pilihan bagi orang yang diwawancarai untuk merespons. Mereka terbuka dan bebas merespons. Respons dapat berupa dua kata atau dua paragraf.

Beberapa contoh pertanyaan terbuka:
-   Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi bisnis ke bisnis ecommerce di peusahaan Anda ?
-   Apa tujuan terpenting departemen Anda ?

·         Pertanyaan Tertutup (Close – Ended)
Pertanyaan tertutup membatasi respons orang yang diwawancarai. Pertanyaan tertutup seperti dalam soal-soal pilihan ganda dalam ujian.Anda diberi suatu pertanyaan dengan lima jawaban, namun tidak punya kesempatan menulis tanggapan Anda sendiri. Jenis pertanyaan tertutup khusus lainnya ialah pertanyaan dua pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi orang yang ditanya karena hanya memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau tidak, benar atau salah, setuju atau tidak setuju.

Beberapa contoh pertanyaan tertutup:
-  Berapa lama dalam seminggu gudang informasi proyek diperbaharui?
-  Rata-rata berapa kali panggilan yang diterima pusat panggilan setiap bulannya ?
-  Dari sumber-sumber informasi berikut yang mana yang paling bermanfaat menurut Anda ?

Beberapa contoh pertanyaan dua-pilihan:
-  Adakah Anda menggunakan web untuk menampilkan informasi bagi vendor ?
-  Setuju atau tidak setuju Anda bahwa e-commerce tidak begitu aman?
-  Apakah Anda ingin menerima salinan laporan keuangan Anda setiap bulan ?

Struktur-struktur pertanyaan
a.       Struktur Piramid
Dengan menggunakan bentuk ini, penanya mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan  mendetail, biasanya berupa pertanyaan tertutup. Kemudian penanya memperluas topik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka dan membuka respons-respons yang lebih umum.
Contoh:
-   Bagaimana masalah yang Anda alami dengan firewall ?
-   Apakah Anda mempertimbangkan metode-metode lain untuk meningkatkan keamanan data-data perusahaan ?
-   Apakah yang Anda pikirkan bisa membuat keamanan di sini lebih efektif ?
-   Umumnya, bagaimana perasaan Anda tantang keamanan data terhadap pentingya akses internet ?

b.      Struktur Corong
Struktur ini memulai wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan umum dan terbuka, lalu membatasi respons dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang lebih mendetail dan tertutup.
Contoh:
-   Bagaimana reaksi Anda terhadap pencarian berbasis Web yang baru?
-   Departeman mana yang akan mengimplemantasikannya ?
-   Item-item apa yang tersedia untuk pembelian lewat situs ?
-   Adakah item-item tertentu yang ditiadakan di website ?

c.       Struktur Berbentuk Wajik
Struktur ini harus dimulai dengan suatu cara khusus, kemudian menentukan hal-hal yang umum, dan akhirnya mengarah pada kesimpulan yang sangat spesifik.
Contoh:
- Sebutkan lima jenis informasi yang dibawa layanan penggunaan website secara gratis seperti yang Anda gunakan.
- Sebutkan kegiatan-kegiatan promosional yang Anda buat fiturnya di website untuk layanan ini.
- Sebutkan nilai-nilai penggunaan komputer bagi Anda sebagai seorang Webmaster.
- Sebutkan dua item yang mengejutkan berkaitan dengan perilaku pengguna akhir situs Anda yang Anda temui lewat layanan ini.
- Apakah “cookies” merupakan suatu cara yang lebih baik untuk mengukur penggunaan tampilan situs ?

Kelebihan teknik wawancara
®  Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
®  Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan - pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
®  Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
®  Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.

Kekurangan teknik wawancara
®  Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
®  Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
®  Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tempat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai.
®  Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.

¯ Kuesioner
Suatu daftar yang berisi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan penganalisis untuk mengumpulkan data mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik dari orang-orang utama di dalam organisasi serta pendapat dari responden yang dipilih. Kuesioner sangat bermanfaat jika orang-orang di dalam organisasi terpisah saling berjauhan, yakni orang-orang yang terlibat proyek sistem, sehingga tinjauan secara keseluruhan diperlukan sebelum merekomendasikan alternatif lainnya .

Jenis – jenis angket menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
Ø  Angket langsung           : informasi tentang dirinya sendiri.
Ø  Angket tidak langsung  : informasi tentang orang lain.

Perbedaan wawancara dengan percakapan sehari – hari meliputi hal – hal berikut :
Ø Pertanyaan tertutup       : alternatif jawaban sudah disediakan, responden tinggal
                                         memilih.
Ø Pertanyaan terbuka        : alternatif jawaban tidak disediakan, responden bebas
                                         memberikan jawaban.
Langkah – langkah penyusunan angket
§    Menentukan variabel yang akan dipergunakan.
§    Menentukan variabel yang dibutuhkan setiap variabel.
§    Menentukan jawaban yang dibutuhkan setiap variable.
§    Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.

Kelebihan teknik kuesioner
®  Kuesioner baik untuk sumber data yang banyak dan tersebar.
®  Responden tidak merasa terganggu, karena dapat mengisi kuesioner dengan memilih waktunya sendiri yang paling luang.
®  Kuesioner secara relatip lebih efisien untuk sumber data yang banyak.
®  Karena kuesioner biasanya tidak mencantumkan identitas responden,maka hasilnya dapat lebih objektif.

Kekurangan teknik kuesioner
®  Kuesioner tidak menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan dengan sepenuh hati.
®  Kuesioner cenderung tidak fleksibel, artinya pertanyaan yang harus dijawab terbatas yang dicantumkan di kuesioner saja, tidak dapat dikembangkan lagi sesuai dengan situasinya.
®  Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-sama dengan daftar pertanyaan, lain halnya dengan obeservasi yang dapat sekaligus mengumpulkan sampel
®  Kuesioner yang lengkap sulit untuk dibuat.

Kriteria instrument yang baik
- Akurasi
Akurasi dari suatu instrumen pada hakekatnya berkaitan erat dengan validitas (kesahihan) instrument tersebut . Apakah instrumen benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.Apakah masukan yang diukur (measured) hanya terdiri dari masukan yang hendak diukur saja ataukah telah kemasuk-an unsur-unsur lain.Pengontrolan yang ketat terhadap kemurnian masukan ini adalah sangat penting agar pengaruh luar dapat dieliminasi.  Kegagalan dalam pengontrolan ini akan menyebabkan menurunnya akurasi output atau validitas hasil pengukuran.

- Presisi
Presisi instrumen berkaitan erat dengan keterandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan pengukuran.  Instrumen mempunyai presisi yang baik jika dapat menjamin bahwa inputnya sama memberikan output yang selalu sama         kapan saja, dimana saja, oleh dan kepada siapa saja instrumen ini digunakan memberikan hasil konsisiten . Instrumen dengan presisi yang baik belum tentu akurasinya baik dan sebaliknya.  Instrumen yang baik tentu yang akurasi dan presisinya baik.
- Validitas
Validitas (validity) yaitu sejauhmana suatu alat ukur tepat dalam mengukur suatu data, dengan kata lain apakah alat ukur yang dipakai memang mengukur sesuatu yang ingin diukur. Misalnya bila kita ingin mengukur cincin, maka kita gunakan timbangan emas. Bila ingin menimbang berat badan, maka kita gunakan timbangan berat badan. Jadi dapat disimpulkan bahwa timbangan emas valid untuk mengukur berat cincin, tapi timbangan berat badan tidak valid untuk mengukur cincin.

2.9.3. Membuat Instrumen Pengumpulan Data
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen, antara lain:
˜ Mengindentifikasikan variabel-variabel yang diteliti
˜ Menjabarkan variabel-variabel dalam beberapa dimensi
˜ Mencari indikator-indikator setiap dimensi
˜ Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
˜ Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
˜ Petunjuk pengisian

Hal lain yang perlu diperhatikan agar instrumen yang disusun tepat sesuai sasaran yang ingin dicapai adalah:
˜ Menetapkan sebuah konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang diteliti.
˜ Menetapkan dimensi-dimensi, yaitu merumuskan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada sebuah kontrak.
˜ Menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan, yaitu menjabarkan sebuah dimensi-dimensi ke dalam beberapa pertanyaan, untuk menerangkan konstruk variabel yang hendak diteliti.

Contoh:
Penelitian tentang Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Komitmen Organisasi
  

Kedudukan instrumen pengumpul data dalam  penelitian
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Hipotesis
Data
Instrumen pengumpulan data
 







Dari diagram diatas dapat dikatakan bahwa instrumen pengumpulan data sangat penting karena :
!  Menjawab rumusan masalah
!  Mencapai tujuan penelitian
!  Membuktikan hipotesis





BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Setelah membaca makalah diatas , maka kita dapat menyimpulkan bahwa dalam mengidentifikasi judul penelitian , rumusan masalah , landasan teori , kerangka berfikir , hipotesis , metode penelitian , rancangan penelitian , teknik pengambilan sampel , dan teknik pengumpulan data .
Berikut kesimpulan ringkas dari penyajian makalah diatas :
ÿ Judul penelitian berupa kalimat pernyataan yang terdiri dari kata-kata yang konkrit, jelas, singkat, deskriptif (berkaitan atau berurut) .
ÿ Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan dan pertanyaan tersebut sudah merupakan setengah jawaban dari permasalahan yang akan diteliti .
ÿ Landasan teori merupakan sekumpulan teori atau data yang menjadi bahan pencarian data selanjutnya atau acuan pagi peneliti . 
ÿ Kerangka berpikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis .
ÿ Hipotesis adalah suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran)
ÿ Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.
ÿ Rancangan penelitian merupakan gambaran umum penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan tertentu
ÿ Teknik pengambilan sampel yang terdiri dari Probabilitas sampling dan nonprobabilitas sampling
ÿ Teknik pengumpulan data adalah tentang bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan



3.2.       Saran
Saran penulis setelah menyusun makalah ini adalah :
Penyusun berharap agar para pembaca dapat memahami poin – poin penting yang telah disampaikan agar ke depannya pembaca dapat melakukan penelitian denngan lebih baik
Penyusun berharap agar pembaca dapat lebih memahami cara penelitian yang baik sehingga dapat menjadi penelitian yang baik , objektif , dan valid
Penyusun berharap agar pembaca dapat menambah pengetahuannya tentang penelitian baik secara mendetail maupun menyeluruh
Penyusun berharap agar para pembaca dapat mempersiapkan rancangan ataupun rencana yang baik dan matang sebelum melakukan penelitian agar hasil yang didapatkan pun lebih maksimal



















DAFTAR PUSTAKA

Nana Syaodih Sukmadinata . 2008 . Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2009.Statistika Untuk Penelitian . Bandung: Alfabet
Mardalis.2007.Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal.Edisi9.Jakarta:Sinar Grafika Offset
Alimul, Azis. 2003. Riset Keperawatan & Tekhnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika









Tidak ada komentar:

Posting Komentar